Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
JUMAT (30/3) umat kristiani di seluruh dunia merayakan peristiwa iman wafatnya Yesus Kristus atau dikenal sebagai Hari Raya Jumat Agung.
Peristiwa matinya Yesus di kayu salib tersebut dimaknai sebagai ajakan untuk seluruh umat manusia, agar bersama-sama melawan budaya instan yang merajalela dalam kehidupan bersama, termasuk dalam hidup berbangsa dan bernegara.
"Memaknai peristiwa salib yakni mati dan bangkit kembali seperti Kristus sangat penting dan relevan untuk dihayati pada jaman ini, karena banyak orang hidup instant. Artinya tanpa bekerja keras, tanpa menderita orang ingin sukses. Ini pesan penting menurut saya bagi kita sebagai warga bangsa," kata Direktur Jenderal Bimas Katolik Kementerian Agama RI Eusebius Binsasi dalam keterangannya kepada Media Indonesia di Jakarta, Jumat (30/3).
Ia mengambil contoh salah satu budaya instan yang tengah menggerogoti bangsa saat ini adalah praktik korupsi yang tidak kunjung tuntas.
"Orang zaman ini ingin mencapai hasil dan hidup enak jika perlu tanpa perjuangan yang keras. Akibatnya korupsi, mencuri dan merampok makin merajalela. Atau di bidang pendidikan, tanpa mengikuti pendidikan yang memadai, orang ingin memiliki gelar akademik tinggi. Akibatnya praktik jual beli ijazah juga merajalela," beber Eusebius yang juga penasehat Vox Point Indonesia tersebut.
Vox Point Indonesia adalah Organisasi Awam Katolik Indonesia yang berperan dalam bidang sosial politik kemasyarakatan.
Ia menambahkan, dalam bidang politik orang ingin berkuasa tanpa bersusah payah. Sehingga politik uang dan kampanye hitam juga seakan menjadi praktik yang biasa di masyarakat.
"Jadi inti Jumat Agung adalah pengorbanan, solidaritas kemanusiaan. Dan dalam semangat itu kita terutama melawan budaya instan yang sebenarnya sangat melemahkan kita sebagai bangsa," sambung Eusebius.
Peristiwa salib menurut dia perlu menuntun warga bangsa untuk sadar bahwa agar bisa mengalami kebangakitan kita harus menderita terlebih dahulu. Untuk hidup berkualitas dan jaya sebagai bangsa yang makmur kita perlu bekerja keras, rela berkirban dan siap menderita.
"Kadang kita ingin bangkitnya saja tetapi abai terhadap salib. Padahal sebelum kita bangkit dan menang kita harus berkorban terlebih dahulu. Semangat kerja keras yang saat ini sedang digalakkan oleh Presiden, tentu saja menjadi jalan untuk kebangkitan Indonesia di masa depan," pungkasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved