Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Mengatasi Kecanduan Narkoba Perlu Komitmen Kuat

(Ind/H-3)
21/2/2018 06:31
Mengatasi Kecanduan Narkoba Perlu Komitmen Kuat
(ANTARA/DESTYAN SUJARWOKO)

SEJUMLAH selebritas Tanah Air tertangkap oleh aparat penegak hukum karena mengonsumsi narkoba. Di antara mereka, ada yang ditangkap untuk kedua kali karena kasus yang sama. Hal itu menjadi bukti mengatasi kecanduan narkoba memang tidak mudah meski sudah melewati tahapan rehabilitasi.

Dokter spesialis kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, dr Tribowo Ginting SpKJ(K), menuturkan salah satu penyebab seseorang terdorong kembali menggunakan narkoba ialah sugesti dan memori di otak yang menyimpan rasa nikmat dari konsumsi zat narkoba.

"Sehingga saat seseorang berhadapan dengan hal yang memicu memori tersebut, orang tersebut bisa terdorong untuk memakai lagi," terang Tribowo, Selasa 920/2). Ia menjelaskan, konsumsi narkoba memengaruhi otak. Narkoba akan memengaruhi reseptor di otak dan memengaruhi struktur kimiawinya. Efeknya, timbul rasa nikmat dan nyaman hingga pengguna akan kecanduan. Tribowo menyebutkan ada beberapa terapi yang dapat dijalankan agar seseorang dapat sembuh dari ketergantungan narkoba, yaitu terapi medikasi dengan pemberian obat-obatan untuk mengatasi kecanduan, serta psikoterapi.

Terapi medis umumnya dilakukan dengan memberikan pasien obat-obatan sehingga dapat menurunkan efek dari kecanduan, sedangkan psikoterapi salah satunya dengan konseling. "Terapi dapat diberikan dengan rawat jalan maupun rawat inap tergantung kasus per kasus," imbuh dia.

Keberhasilan terapi, tuturnya, juga ditentukan keluarga dan lingkungan sekitar. Menurut Tribowo, lingkungan harus menunjang proses terapi. Jangan sampai faktor lingkungan memancing kekambuhan untuk mengonsumsi narkoba kembali.
"Aktivitas harian yang positif diperlukan untuk mengalihkan pemikiran menggunakan narkoba lagi. Juga harus tegas dari hati untuk katakan tidak pada narkoba," katanya.

Rehabilitasi
Secara terpisah, Kepala Seksi Narkotika dan Psikotropika Kementerian Kesehatan Ikka Tjahyaningrum mengatakan rehabilitasi bagi pecandu lebih efektif ketimbang pemidanaan kendati pengobatan sering kali terkendala karena faktor kultur, diskriminasi, dan terbatasnya dana. "Pemerintah sudah memberlakukan sistem wajib lapor bagi pecandu sehingga pecandu dapat direhabilitasi di fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Tapi terkadang stigma membuat mereka merasa enggan," ujarnya.

Salah satu mekanisme terapi bagi pecandu narkoba ialah konsumsi metadon. Metadon merupakan terapi substitusi bagi pecandu heroin. Metadon dikonsumsi harian di bawah pengawasan petugas kesehatan di puskesmas atau fasilitas kesehatan lain.
Namun, terapi tersebut kerap kali membuat pecandu jenuh karena mereka harus mengikuti jadwal minum metadon setiap hari di fasilitas pelayanan kesehatan dan umumnya berlangsung dalam waktu lama. Bahkan ada yang bertahun-tahun. Menurut Ikka, Program Terapi Rumatan Metadon itu akan dievaluasi ulang. (Ind/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya