Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pemulihan Lahan dengan Ekowisata

MI
20/2/2018 09:02
Pemulihan Lahan dengan Ekowisata
(Petugas BKSDA Banten menurunkan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) untuk dilepasliarkan di hutan lindung Panenjoan, di Gunungsari, Serang, Banten, Senin (19/2)---ANTARA/Asep Fathulrahman)

BALAI Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat akan merehabilitasi hutan dan lahan yang terdegradasi seluas 2.000-an hektare tahun ini. Lahan terdegradasi tersebut akan dipulihkan menjadi kawasan lindung.

Kepala BKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono menjelaskan, di wilayahnya terdapat 50 kawasan konservasi dengan luas hampir 83.000 hektare. Dari luasan itu sekitar 3.500 hektare terdegradasi karena berbagai penyebab. Seperti kebakaran, perambahan, penggembalaan liar, penambangan batu dan pasir, dan pembalakan.

Lahan terdegradasi itu ada di lima kawasan konservasi yakni Taman Buru Masigit Kareumbi, Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, Suaka Margasatwa Cikepuh, Cagar Alam Cibanteng Sukabumi, dan Taman Wisata Alam Gunung Pancar Bogor.

“Untuk mengatasinya, berbagai hal dilakukan. Termasuk pelibatan masyarakat dalam mengelola dan ikut menjaga kawasan konservasi,” ujar Sustyo di acara Ngobrol Pintar yang diadakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di di Bogor, pekan lalu.

Pelibatan masyarakat itu, lanjutnya, memakai konsep ekowisata sehingga masyarakat bisa menjaga kawasan konservasi sekaligus menerima manfaat ekonomi.

Sustyo menambahkan, Jawa Barat memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah Jawa lainnya. Di tengah situasi itu, terjadi kondisi ‘lapar lahan’, yakni kebutuhan yang terus bertambah akan lahan.

“Kita berupaya mempertahankan kawasan konservasi. Agar di masa-masa mendatang, kita dan juga anak cucu kita masih bisa mendapatkan air baku yang baik, pertanian yang sehat, dan udara yang segar,” terangnya.

Pada kesempatan sama, Kepala Biro Humas KLHK, Djati Witjaksono Hadi mengatakan, selain memberikan hasil hutan seperti kayu, kontribusi hutan terbesar justru berupa jasa lingkungan. Seperti, sumber air, oksigen, kesuburan tanah, hingga ekowisata.

“Memanfaatkan hutan tanpa harus menebang kayu bisa memberikan manfaat yang lebih besar. Tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga masyarakat sekitar, itu yang terus kita sosialisasikan,” ucapnya. (Pro/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya