Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
JUMLAH dokter dan rumah sakit yang bisa menangani penyakit kanker di Indonesia masih terbatas dan sebagian besar ada di Pulau Jawa. Tak hanya itu, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia yang mampu menangani kanker anak juga baru 15. Kondisi itu membuat anak penderita kanker kerap kesulitan dalam mengakses pengobatan.
"Hanya ada 79 dokter kanker anak di seluruh Indonesia. Umumnya, mereka ada di Pulau Jawa," kata pendiri Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia (YKAKI), Ira Soelistyo, di Jakarta, pada temu media dalam rangka peringatan Hari Kanker Anak di Jakarta, pekan lalu
Adapun jumlah rumah sakit yang bisa menangani penyakit kanker, lanjutnya, hanya 15 di seluruh Indonesia. "Tidak semua provinsi ada penanganan kankernya. Umumnya semua kirim ke RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta), sehingga RSCM penuh dengan penanganan kanker," katanya.
Dia menjelaskan, ruangan rawat inap anak di RSCM seluruhnya dipenuhi anak dengan kasus kanker. Ira pun mengharapkan agar pemerintah bisa mengembangkan sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan yang bisa menangani kanker anak di daerah.
"Atau setidaknya, di setiap daerah memiliki tempat pelayanan seperti rumah singgah untuk pasien kanker anak."
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker anak (0-14 tahun) di Indonesia sebesar 0,5 per mil atau diperkirakan ada 16.291 anak penderita kanker di Indonesia saat ini.
Meski persentasenya terbilang kecil, menurut Ira bukan berarti penanganan terhadap mereka bisa diabaikan. Di samping pengobatan, anak-anak itu juga punya hak-hak yang harus dipenuhi.
"Termasuk hak untuk bersekolah. Saya berharap ada kepedulian dari Kementerian Pendidikan karena pengobatan kanker pada anak memakan waktu lama, sehingga kalau bisa difasilitasi agar di RS besar ada ruang sekolah," tutur dia.
Tengah disiapkan
Menanggapi masukan dari YKAKI, Direktur Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohamad Subuh menuturkan, pemerintah tengah menyiapkan rencana strategis penanggulangan kanker hingga 2019. Hal itu mencakup persiapan mekanisme rujukan berjenjang bagi pasien kanker, peningkatan kapasitas fasilitas layanan kesehatan, dan memperbanyak tenaga kesehatan yang mampu menangani kanker.
"Yang perlu dilakukan pertama adalah pengembangan fasilitasnya, misalnya ada beberapa rujukan nasional untuk antarprovinsi kita kembangkan untuk penangan kanker. Itu perlu waktu, yang paling lama bukan hanya melengkapi sarana dan prasarananya, tapi sumber daya manusianya, yaitu tenaga kesehatan harus dilatih, dididik, tidak cuma dokter tapi keperawatannya dan manajemennya," terang dia.
Sementara itu, Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Jakarta, Prof dr Abdul Kadir, mengingatkan orangtua agar memahami gejala-gejala kanker pada anak. Bila ada kecurigaan, jangan ragu untuk segera memeriksakan anak ke dokter.
Kasus terbanyak kanker pada anak ialah kanker darah atau leukemia, kanker mata atau retinoblastoma, kanker pada saraf atau neuroblastoma, kanker getah bening atau limfoma maligna, kanker tulang atau osteosarkoma, dan kanker karsinoma nasofaring yang terletak di hidung bagian dalam. (Ant/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved