Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Bebas Kusta belum Tercapai

Indriyani Astuti
31/1/2018 10:09
Bebas Kusta belum Tercapai
(ANTARA/Fikri Adin)

PENYAKIT kusta hingga saat ini be­lum hilang dari Indonesia. Bebera­pa wilayah di Tanah Air belum bebas kusta, artinya prevalensi kusta di wilayah tersebut masih lebih dari 1 per 10.000 penduduk.

“Kasus kusta (jumlahnya) sedikit bila dibandingkan penyakit lainnya, tetapi masih adanya kasus kusta di Indonesia merupakan per­soalan yang harus kita selesaikan,” kata Direktur Pencegahan Pe­nyakit Menular Langsung Ke­men­terian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu dalam rangka Hari Kusta Sedunia ke-65 di Jakarta, kemarin (Selasa, 30/1).

Ia mengatakan, daerah yang pre­valensi kustanya masih lebih dari 1 per 10.000 penduduk, yakni di wilayah Jawa bagian timur, Su­lawesi, Papua, Papua Barat, Ma­­luku dan Maluku Utara. Berda­sarkan data, angka prevalensi kus­ta di Indonesia saat ini 0,71 per 10.000 penduduk dengan total 18.248 kasus terdaftar.

“Meskipun demikian bukan berarti kasus kusta tidak ditemukan di provinsi lain. Kasus kusta diharapkan semakin sedikit dan hilang. Tidak dimungkiri saat ini kusta masih ada, tetapi jangan sampai ada penularan (kasus baru) dan penderitanya jangan sampai cacat. Itu upaya kita,” terangnya.

Sementara itu, dr Sri Linuwih Susetyo Wardhani Menaldi dari Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) menyatakan penyakit kusta sering ditemukan terlambat karena masyarakat kerap mengabaikan tanda dan gejalanya.

Gejala penyakit kusta yakni adanya bercak putih atau merah di ku­lit. Bercak tersebut tidak gatal, tidak nyeri, tetapi baal (kurang ra­sa atau mati rasa). Bercak sering­kali ditemukan di bagian siku, karena ada syaraf yang dekat dengan permukaan kulit. Ada pula bercak yang ditemukan di sekitar tulang pipi, telinga, atau bahu.

Selain itu, ujarnya, ada penderita yang menunjukkan gejala berupa bintil kemerahan yang tersebar, ada pula yang gejalanya kulit sangat kering (tidak berkeringat) dan rambut alis rontok sebagian bah­kan seluruhnya. Sebagian be­sar penderita awalnya tidak me­rasa terganggu.

“Karena tidak merasa sakit, tidak gatal, penderita cenderung abai. Padahal penyakit berlangsung terus,” katanya. (Ind/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya