Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MATERI pelajaran teknologi informasi komunikasi (TIK) yang diajarkan di sekolah-sekolah hendaknya disesuaikan dengan perkembangan zaman. Materi tentang coding (pemrograman) dinilai lebih tepat daripada sekedar belajar pengoperasian komputer dan penyelesaian pekerjaan kantor dengan komputer.
“Pelajaran TIK masa lampau sudah tidak relevan lagi karena anak sekarang, ibaratnya baru lahir saja sudah mengenal teknologi,” ujar pemerhati pendidikan Indra Charismiadji di Jakarta, kemarin.
Saat ini, lanjut Indra, banyak ilmu baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman. Contohnya, coding yang menitikberatkan pada pemecahan masalah. Pelajaran itu sudah diajarkan di sekolah-sekolah negara maju seperti di Finlandia.
“Dari situ diharapkan bisa lahir aplikasi-aplikasi komputer yang membuat kehidupan manusia jadi lebih baik. Bayangkan kalau tiap anak dalam setiap semester bikin satu aplikasi. Sayangnya, kita dengan anggaran pendidikan 20% dari APBN belum menyentuh hal itu.”
Pelajaran coding, lanjut Indra, bisa dimulai sejak level dasar. Tidak perlu dimulai dengan menggunakan komputer, tetapi dengan kertas dan alat tulis karena tujuannya untuk mengajari anak bagaimana mengatasi permasalahan dengan coding.
Untuk itu, Indra mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan para guru TIK bahwa TIK zaman lampau berbeda dengan era sekarang.
Sebelumnya, Ikatan Guru (TIK) mendesak agar pelajaran TIK kembali dimasukkan kurikulum. “Karena TIK tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan siswa,” ujar Ketua Umum Ikatan Guru TIK Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Bambang Susetyanto, Sabtu (27/1).
Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Bambang Winardji, mengatakan pelajaran TIK saat ini sudah dimasukkan muatan lokal. (Ant/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved