Kaitan Homicide dan Gangguan Kesehatan Jiwa

HOMICIDE merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum dan yang tidak melawan hukum. Pembunuhan ada dua macam, yaitu membunuh dengan sengaja dan membunuh tidak disengaja.

Orang yang tidak dapat menahan keinginannya untuk menyakiti (membunuh) orang lain secara berulang kali dan tanpa alasan yang jelas sering kali berkaitan dengan gangguan mental yang dialami. Dalam kasus homicide, biasanya mereka akan jatuh ke salah satu dari tiga jenis yang biasanya dianggap sebagai keadaan yang dapat memberatkan hukuman mereka, yaitu gangguan kepribadian antisosial, sosiopat atau psikopat, dan psikosis.

Gangguan kepribadian antisosial merupakan jenis yang paling umum terjadi, melanda sekitar 4% populasi umum. Gangguan kepribadian anti sosial ialah ketidakmampuan untuk mematuhi norma-norma sosial yang ditandai tindakan antisosial atau kriminal yang terus menerus melanggar hukum.

Hal itu terjadi melibatkan banyak aspek dalam perkembangan tumbuh kembang psikologis seorang anak sampai menjelang remaja dan hal ini menetap setelah pasien menjadi dewasa. Orang dengan gangguan kepribadian antisosial secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar hukum.

Meski demikian, mereka sering menunjukkan karisma dalam penampilan luar sehingga mereka bisa mengelabui orang lain dan paling tidak memiliki intelegensi rata-rata. Ciri yang paling menonjol dari mereka ialah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah mereka lakukan.

Sosiopat ialah jenis yang paling umum kedua. American Psychiatric Association memperkirakan 3% dari kaum laki-laki dalam suatu masyarakat ialah sosiopat. Psikopat lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan sosiopat, mungkin ditemukan pada 1% dari populasi. Psikopat juga dapat ditemukan pada 25% penghuni penjara.

Psikopat ialah gangguan kepribadian yang ditandai adanya sekumpulan perilaku menyimpang yang dianggap masyarakat sebagai suatu kejahatan. Ada dua unsur utama dalam pengertian psikopat, yaitu faktor afektif/interpersonal dan faktor gaya hidup sosial yang menyimpang. Sifat-sifat psikopat antara lain kurangnya rasa peduli dan empati, emosi yang dangkal, sangat manipulatif, suka berbohong, egosentris, toleransi stres yang rendah, percintaan yang tidak pernah berhasil, dan hidup merugikan orang lain.

Psikosis ialah jenis yang paling umum ketiga. Skizofrenia ialah salah satu gangguan psikosis yang paling sering melatarbelakanginya. Skizofrenia adalah gangguan pada proses pikir dan isi pikir mereka dapat memengaruhi alam perasaan dan perilaku mereka, ditambah lagi halusinasi suara yang bersifat perintah dapat membuat kemampuan menilai realitas menjadi sangat terganggu, hingga terjadilah homicide tersebut.

Masih teringat jelas di benak kita kisah seorang suami yang menembak istrinya pada November lalu. Itulah homicide. Satu hal yang harus digarisbawahi, mereka yang berlatar belakang gangguan mental, yang telah melakukan tindakan homicide, tentu saja tidak serta-merta dapat terlepas dari jeratan hukum.

Namun, yang lebih penting lagi, pada saat yang berbarengan dengan masa hukuman yang harus dijalani, mereka juga harus direhabilitasi di bawah pengawasan psikiater. Hal itu penting untuk mencegah kejadian yang sama dapat berulang di masa yang akan datang.

Dengan demikian, setiap kasus homicide hendaklah dikonsultasikan ke seorang psikiater guna mendapatkan penanganan yang holistis dan komprehensif. (H-3)