Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
ALUMNI Olimpiade Sains Nasional (OSN) membutuhkan dukungan pemerintah agar bisa berkarya untuk negeri ini.
Kegiatan Olimpiade Sains Nasional telah berlangsung sejak 2002.
Namun, hingga saat ini belum ada wadah yang menjembatani dan mendukung untuk memfasilitasi alumni OSN untuk dapat berkolaborasi.
"Sekarang masih sangat tercecer-cecer. Kalau seandainya ada kolaborasi, pasti akan lebih baik lagi. Ini mengapa perlu terus dilakukan pertemuan," ujar Ketua Panitia Konsolidasi Alumni OSN, Brian Marshal, di Hotel Aryaduta, Jakarta, kemarin.
Brian mengatakan, seiring dengan semakin banyaknya alumnus, pasti akan semakin banyak hasil kolaborasi yang dapat dilakukan.
Dukungan dan dorongan dari pemerintah agar alumni dapat berkarya di dalam negeri menjadi hal yang sangat dibutuhkan, khususnya bagi mereka yang telah bersekolah di luar negeri agar mau kembali ke Tanah Air.
"Ini momen sudah ada, ekonomi Indonesia semakin baik, semakin banyak juga yang pada akhirnya memutuskan untuk kembali. Namun, dukungan dan dorongan semangat dari pemerintah juga masih sangat dibutuhkan untuk memacu semangat alumni berkarya di dalam negeri," ujar Brian.
Hadir dalam acara itu Deputi 2 Kepala Staf Kepresidenan, Yanuar Nugroho yang justru menekankan hal yang mendasar, yakni komunikasi antara alumni dan pemerintah yang mampu mendorong hasil lebih baik.
Dia memiliki harapan konsolidasi alumni OSN harus dimanfaatkan dengan baik oleh kedua pihak, baik pemerintah maupun sesama alumnus.
Dengan begitu, komunikasi akan dapat berlanjut dan dapat menghasilkan sebuah inovasi atau kemajuan dalam berbagai bidang pengetahuan.
"Jadi, ini jangan sekadar kangen-kangenan, tapi juga harus jadi awal pengumpulan pemuda-pemudi berprestasi untuk dapat didorong untuk membantu negara dalam berbagai bidang," ujar Yanuar.
Y
anuar mengatakan kegiatan temu alumni tersebut diharapkan dapat menjadi awal terciptanya komunikasi antara alumni dan pemerintah.
Dengan begitu, berbagai keluaran program dan inovasi positif dapat dihasilkan.
Berbanding terbalik
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, mengatakan, kebutuhan akan SDM yang menekuni dunia sains, khususnya ilmu eksakta, sangat besar di Indonesia.
Minimnya tenaga ahli di bidang eksakta serta banyaknya ahli yang memutuskan bekerja di luar negeri semakin memperparah kondisi tersebut.
"Pada dasarnya minat di bidang sains luar biasa, jumlah siswa SMA IPA itu mendekati 70%, hanya 30% yang IPS. Hanya memang infrastruktur di sekolah dan sarana pendukung banyak jauh tidak memadai," ujar Muhadjir.
Namun, banyaknya siswa SMA di bidang IPA tersebut tidak sejalan dengan jumlah mahasiswa eksakta.
Jumlah tersebut menjadi berbanding terbalik karena hampir 70% mahasiswa di Indonesia saat ini berkuliah di jurusan ilmu sosial.
"Mungkin ke depan diharapkan akan dapat dibuat kebijakan untuk tidak membolehkan siswa IPA mengambil kuliah sosial. Saya sudah bicarakan dengan Menristek karena memang SDM IPA yang banyak dibutuhkan Indonesia," ujar Muhadjir.
Untuk temu alumni OSN, Muhadjir mengatakan sangat mendukung kegiatan tersebut dapat terus dilaksanakan.
Di masa depan, jalinan komunikasi antarikatan alumni dan pemerintah akan terus ditingkatkan untuk dapat mendukung dan mendorong mereka agar mau bekerja dan berkarya di Tanah Air.
(H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved