Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

35 Ribu Tagana Disiagakan

Indriyani Astuti
17/11/2017 23:01
35 Ribu Tagana Disiagakan
(ANTARA FOTO/Wira Suryantala)

SEDIKITNYA 35.766 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) disiagakan Kementerian Sosial untuk mengantisipasi bencana setelah semakin meningkatnya intensitas curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia. Tagana yang tersebar di seluruh Indonesia tersebut siap dikerahkan guna membantu evakuasi dan penanganan korban bencana alam akibat cuaca ekstrem. Selain Tagana, telah siap sahabat Tagana yang kini berjumlah 63.140 personel.

“Tidak ada yang ingin bencana terjadi, tapi bagaimanapun antisipasi dan kewaspadaan harus tetap dilakukan. Tagana selalu siap diterjunkan kapan pun dibutuhkan. Maksimal 1 jam setelah kejadian harus sudah berada di lokasi,” ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di sela-sela pemberian santunan korban meninggal longsor di Jember, kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menyerahkan santunan kematian secara langsung kepada tiga ahli waris korban meninggal atas nama Sauful Bahri, 35, Yuliyana, 24, dan Faris, 5. Ketiganya adalah warga Desa Jambesari, Kecamatan Sumber Baru, Kabupaten Jember. Setiap ahli waris memperoleh santunan sebesar Rp15 juta

Khofifah mengungkapkan Tagana yang disiagakan Kemensos tidak sekadar memiliki kemampuan evakuasi saat bencana, tetapi juga layanan psikososial. Kurang lebih terdapat sebanyak 7.040 orang Tagana Psikososial.

“Untuk para korban juga ada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan trauma healing dan trauma counseling lewat layanan dukungan psikososial tersebut,” ujarnya.

323 daerah rawan bencana

Khofifah mengungkapkan, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 323 kabupaten/kota yang berpotensi tinggi atau rawan bencana alam. Sekitar 71 kabupaten di antaranya termasuk zona merah. Ke-71 zona merah ini menjadi prioritas penanggulangan bencana bagi Kementerian Sosial.

Selain itu, tercatat sepanjang 2016 terdapat 2.171 kejadian bencana di Indonesia dan berdasarkan data serta informasi bencana Indonesia disebutkan, jumlah korban meninggal mencapai 567 jiwa, 489 jiwa luka-luka, 2.770.814 warga mengungsi, dan 23.628 unit rumah rusak ringan dan 5.750 unit rusak berat.

Khofifah berharap masyarakat luas meningkatkan kewaspadaan dan sensitivitas yang tinggi serta tanggap dan bertindak cepat jika bencana alam melanda wilayahnya.

Soal pemenuhan logistik, Khofifah mendorong pemda tidak menunda mengeluarkan surat keputusan (SK) tanggap darurat untuk mempermudah akses penyaluran bantuan terhadap korban bencana khususnya terkait dengan cadangan beras pemerintah yang syarat mengeluarkannya harus melalui penerbitan SK tanggap darurat.

“Jika bupati atau wali kota sudah mengeluarkan surat keputusan pernyataan darurat, bisa mengeluarkan cadang­an beras pemerintah sampai 100 ton. Apabila kuota pemerintah kabupaten/kota sudah terpa­kai, itu dapat ditambah 200 ton atas SK gubernur dan di atas 200 ton atas SK menteri sosial,” imbuhnya. (Yan/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya