Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEMANDIRIAN hidup sehat, dimulai dari lingkup keluarga, berperan signifikan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Agar semakin optimal, upaya keluarga tersebut juga harus didukung pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai.
Salah satunya ialah dengan mewujudkan kemandirian prasarana. Alat kesehatan (alkes) ialah salah satu prasarana yang penting dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama berbagai unsur berupaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki kemandirian di bidang alat kesehatan.
“Saat ini alat kesehatan yang beredar di Indonesia masih didominasi produk impor. Hal ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap alat kesehatan impor tersebut dan beralih menuju kemandirian alat kesehatan,” ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam pembukaan pameran Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-53, di JI-Expo, Jakarta, Kamis (9/11).
Upaya Kemenkes menyelenggarakan pameran alat kesehatan dalam negeri yang telah berlangsung tiga tahun belakangan, atau sejak 2015, telah menunjukkan hasil yang signifikan. Data dari Kemenkes menyebutkan, saat ini di Indonesia ada 719 sarana produksi yang mampu memproduksi 294 jenis alat kesehatan. Jumlah sarana produksi alat kesehatan tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 517 sarana.
Sementara itu, jenis alat kesehatan yang diproduksi juga meningkat sebanyak 32 jenis dari tahun sebelumnya yang hanya memproduksi 262 alat kesehatan. “Dengan kemampuan tersebut, industri alat kesehatan dalam negeri saat ini telah mampu memenuhi lebih kurang 50% standar fasilitas alat kesehatan di rumah sakit tipe A, B, C, dan D,” ujar Nila.
Saat ini, industri dalam negeri telah mampu memproduksi alat kesehatan teknologi rendah hingga menengah. Mulai tempat tidur pasien, lensa kontak, dental chair, hingga reagen kimia klinik dan imunologi.
Katalog-e
Berbagai upaya, dikatakan Nila, dilakukan untuk mendukung pemaksimalan penggunaan alkes produksi dalam negeri tersebut. Salah satu upaya yang telah dilakukan ialah mengadakan nota kesepahaman (MoU) dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) untuk memprioritaskan penggunaan alkes dalam negeri dengan pembelian melalui katalog-e.
“Kemenkes juga telah memberlakukan upaya percepatan perizinan dengan mengembangkan permohonan perizinan secara tunggal, single submission dan single risk management. Sistem tersebut diharapkan dapat mempercepat waktu layanan, khususnya di layanan izin alat kesehatan dan farmasi, juga untuk mempercepat kegiatan ekspor dan impor. Kemenkes merupakan kementerian ke-5 yang telah menerapkan sistem tersebut,” ujar Nila.
Untuk menyosialisasikan upaya-upaya pembangunan di bidang kesehatan, Kemenkes dan lintas sektor terkait pun menghelat Pameran Pembangunan Kesehatan dan Teknologi Alat Kesehatan Dalam Negeri pada 9-11 November lalu. Pameran itu bertujuan mengenalkan dan meningkatkan penggunaan alkes dalam negeri. Pameran tersebut termasuk rangkaian acara peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-53 yang puncaknya digelar di area hari bebas kendaraan bermotor di Jalan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta, kemarin.
“Diadakan pameran produksi obat dan alat kesehatan dalam negeri sebagai salah satu upaya Kemenkes dalam implementasi Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Kami berharap lewat kegiatan ini sektor-sektor terkait dapat bertemu,” ujar Nila. (S-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved