Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Sugeng Handoko Ajak Pemuda Berkontribusi

(Rio/M-3)
21/10/2017 05:01
Sugeng Handoko Ajak Pemuda Berkontribusi
(MI/SUMARYANTO BRONTO)

USIA terbilang masih muda, tapi ia sudah mampu menggerakkan dan mengubah perilaku warga. Hasilnya, dari lingkungan yang tereksploi­tasi, Dusun Nglanggeran Kulon menjadi lestari dan menarik perhatian turis. Sosok pemuda itu ialah Sugeng Handoko. Ketika lahir pada 29 tahun lalu di dusun yang berada di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sugeng selalu kagum akan keindahan lingkungan sekitarnya. Tidak mengherankan jika memang di situ pula terdapat objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran.

Di sisi lain, tidak banyak yang warga lakukan untuk mengembangkan dan melestarikan karunia alam itu. Para pemuda pun lebih banyak memilih meninggalkan desa dan mencari kerja di kota.Sugeng bertekad membuat perubahan dengan menjalankan ekowisata. Ia tidak sendiri. Ia mengajak pemuda karang taruna dan warga lain menjadi pengelola wisata. “Kita jadikan pemuda sebagai virus perubahan dan semangat perjuangan karena pemuda ujung tombak atas segala keberhasilan sampai sekarang ini,” ungkap Sugeng.

Salah satu paket wisata yang ia buat ialah wisata edukasi dengan cara menginap di rumah warga (live in). Dengan begitu, turis bisa merasakan budaya dan keseharian warga. Sebaliknya, cara ini mendorong warga untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan terawat. Memang diakui awalnya banyak tantangan yang harus dilewati Sugeng bersama dengan pemuda lain karena banyak anggapan yang muncul bahwa pemuda tidaklah bisa berkarya atau dipandang sebelah mata.

“Anggapan itu memang banyak muncul. Namun, kita tetap berusaha dan menunjukkan segala hasil yang sudah dicapai hingga akhirnya kita bisa terus dibukakan jalan untuk mengembangkan desa ekowisata ini,” jelas Sugeng. Tekad kuat dan kerja keras Sugeng dalam mengembangkan kawasan ekowisata berbasis masyarakat di desanya itu telah berbuah hasil. Kini pengunjung dari berbagai macam daerah pun selalu berdatangan untuk melihat potensi alam di desa yang mempunyai objek wisata Gunung Api Purba dan embung Nglanggeran tersebut.

“Awal mengetahui tempat ini dari Instagram. Awalnya penasaran dengan nama gunung api purba karena view-nya yang bagus banget jadi pengin coba ke sini untuk melihat dan foto-foto,” tutur salah satu wisatawan bernama Aulia Putri. Perubahan desa Nglanggeran menjadi kawasan ekowisata telah menciptakan efek yang positif bagi pembangunan desa. Di antaranya, pengembangan industri cokelat. Su­geng mengajak petani bekerja sama untuk meningkatkan penanaman dan pengolahan cokelat. Pemasaran juga mereka kembangkan bersama, salah satunya lewat penjualan kepada turis. (Rio/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya