Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PEMERINTAH Arab Saudi sangat fokus pada pelayanan haji dan umroh. Anggaran Belanja Negara Arab Saudi sebagian besar dialokasikan untuk pelayanan haji dan umroh.
Rektor Universitas Taibah Madinah menyampaikan bahwa pelayanan haji dan umroh sangat krusial, sehingga, tidak bisa hanya ditangani perorangan. Kampus Taibah sebagai kampus terbesar di Madinah ikut menyumbangkan kajian atau penelitian untuk meningkatkan pelayanan haji.
"Kami melakukan kajian untuk pelayanan haji, baik untuk layanan hotel, akomodasi, pelayanan untuk jemaah yang akan ziarah, khususnya di Madinah," ujar Rektor Universitas Taibah Abdul Aziz bin Qublan Asharoni saat menjamu Kepala Daker Madinah Amin Handoyo bersama rombongan Media Center Haji Madinah dan Kasie Perumahan Ihsan Faisal, Selasa (2/10).
Kampus Taibah pun menyediakan sukarelawan dan pelatihan untuk perawat yang khusus melayani jemaah haji. Relawan yang dilibatkan dari kalangan mahasiswa. Apalagi kampus ini dikenal sebagai kampus kedokteran, farmasi dan keperawatan terbesar di Madinah.
Mekkah dan Madinah adalah dua kota suci yang menjadi fokus utama Arab Saudi.
"Mekkah dan Madinah menjadi proyek besar Arab Saudi pada 2030 untuk meningkatkan pelayanan haji dan umroh," tambahnya.
Rencananya Pemerintah Arab Saudi akan melakukan perluasan wilayah di dua kota suci itu secara besar-besaran, sehingga bisa menampung jemaah haji lebih dari tiga juta orang.
Selain itu, dalam pandangan Arab Saudi, kehadiran jemaah haji Indonesia memiliki akhlak yang baik.
"Melihat jemaah haji Indonesia seperti melihat wajah Islam. Akhlaknya sangat baik. Jemaah Indonesia dipandang indah oleh warga Arab Saudi, " tambahnya.
Dalam pelayanan ziarah ke berbagai tempat bersejarah, Universitas Taibah akan memperbanyak petunjuk-petunjuk penting tentang situs bersejarah Islam, khususnya di Madinah dengan beragam bahasa termasuk bahasa Indonesia.
Sebab selama ini petunjuk berbahasa Indonesia sangat minim yang disebar ke tempat-tempat ziarah. Demikian juga minimnya pemandu tempat bersejarah, sehingga jemaah haji menerima informasi dari penduduk lokal, bukan dari para akademisi yang sudah melakukan riset atau kajian sejarah.
Pihak Taibah berjanji akan menambah pemandu wisata dan kajian-kajian sejarah Islam di Madinah pada tahun berikutnya.
"Apalagi di setiap jengkal Madinah adalah sejarah," tambahnya.
Universitas Taibah pun ikut di dalam kepanitiaan haji di bawah Kementerian Haji. Dalam pelaksanaan haji, Kementerian Haji memiliki 34 panitia, Taibah termasuk di dalamnya.
Pada kesempatan sama Kepala Daker Madinah, Amin Handoyo mengatakan ibadah haji mempererat hubungan Indonesia dengan Arab Saudi.
"Pada tahun-tahun mendatang, pelayanan haji bisa makin meningkat kualitasnya. Juga layanan ziarah pun bisa diperluas. Masih banyak tempat bersejarah yang selama ini belum diketahui oleh jemaah," ujar Amin.
Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah akan terus meningkatkan kerja sama dengan Universitas Taibah di masa mendatang. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved