Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Tukang Obat Keliling Layani Jemaah 24 Jam

Siswantini Suryandari/Laporan dari Arab Saudi
26/9/2017 14:34
Tukang Obat Keliling Layani Jemaah 24 Jam
(MI/SISWANTINI SURYANDARI)

"BU.. Bu.. Ini kawan saya sakit kepala dan badannya demam. Sepertinya tensinya naik karena semalam obat tensinya habis, " kata seorang jemaah saat mendatangi Sektor Khusus Masjid Nabawi, Selasa (26/9) bersama temannya.

Jemaah yang sakit itu bernama Ponirah dari Kloter 19 Embarkasi Medan. Dua petugas gerak cepat (TGC), langsung sigap. Petugas TGC bernama Mulyadi langsung mengeluarkan alat pengukur tensi dari tas ranselnya. Sedangkan rekannya Dahri mengecek buku kesehatan jemaah tersebut, untuk mengetahui obat apa saja yang mereka minum.

Saat diperiksa, tensi Ponirah 150/100.

"Tensi ibu lagi tinggi. Hari ini mau kemana?" tanya Mulyadi.

"Saya mau cari sarapan pak," kata Ponirah.

"Tensi ibu masih tinggi, jangan ke Raudhah (ziarah makam nabi) ya bu. Sebaiknya setelah sarapan pulang hotel istirahat ya," kata Mulyadi

Ponirah mengangguk dan langsung minum obat yang diberikan oleh petugas TGC itu. Kemudian Mulyadi memberikan dua pil penurun tensi yang dikeluarkan dari tas pinggangnya. Ada banyak obat di dalam tas pinggang itu. Sekilas petugas TGC seperti penjual obat.

"Bu nanti kalau obat ini habis minta ke dokter kloter ya," lanjutnya.

Ponirah mengangguk. "Tapi pak setelah Ashar saya pulang ke Indonesia."

"Oh kalau begitu abis Dzuhur ibu periksa tensi lagi ya karena terbang ke Indonesia sekitar 9 jam. Jadi harus cek kesehatan dahulu," saran Mulyadi.

Ponirah mengangguk dan setelah itu meninggalkan ruangan Seksi Khusus Masjid Nabawi.

Mulyadi dan Dahri baru pertama kali bertugas sebagai anggota Tim Gerak Cepat. Keduanya adalah perawat. Mulyadi dari RS Rivai Abdullah Palembang, sedangkan Dahri dari RSUD Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Menurut Dahri, jemaah haji gelombang II dari Mekkah ke Madinah lebih 'pintar' dalam menghadapi medan di Madinah.

"Karena mereka sudah menghadapi kondisi di Mekkah, sehingga saat di Madinah jemaah bisa langsung beradaptasi," kata Dahri.

Mulyadi membenarkan hal itu. Barang yang dibawa kedua petugas itu juga berubah. Pada gelombang I, para petugas TGC membawa ransel dengan berat 7 kg. Isinya selain obat-obatan emergency, juga obat injeksi dan infus.

"Kalau pada gelombang kedua seperti sekarang, kami cuma membawa obat-obatan emergency dan obat untuk jemaah yang punya riwayat jantung, diabetes, dan hipertensi," jelas Mulyadi.

Adapun infus ditaruh di ambulans yang sudah siaga di sekitar Masjid Nabawi.

Dahri menambahkan beberapa kali ia mendapati jemaah pengidap diabetes pingsan di sekitar masjid.

"Biasanya kondisi jemaah seperti itu disebabkan kadar gulanya rendah atau drop."

Oleh sebab itu, lanjut Dahri jemaah kemana pergi harus membawa buku kesehatan haji. Tujuannya bila jemaah mengalami gangguan kesehatan saat beribadah, petugas TGC langsung tahu obat apa saja yang diminum oleh jemaah, terlihat dari data buku kesehatan haji.

Dalam tugasnya, petugas TGC bekerja di Sektor Khusus Masjid Nabawi mulai pukul 04.00-22.00. Untuk sektor khusus ini, petugas TGC diambil dari sektor. Di Madinah ada lima sektor. Jam kerja di sektor 24 jam.

"Ya tiap sektor ada satu petugas TGC diambil ke sektor khusus. Cara kerjanya bergantian sesuai jadwal. Kalau tidak tugas di sektor khusus karena libur, kami kembali kerja ke sektor. Kalau tidur dari hotel ke hotel," sambung Mulyadi sambil tertawa.

Diakuinya dengan ditariknya petugas kesehatan sektor menjadi petugas TGC, jumlah perawat tidak mencukupi. Untuk satu sektor rata-rata menangani 80 kloter. Satu kloter rata-rata berisi 400-450 jemaah.

"Sedangkan tenaga kesehatan di setiap sektor hanya ada dua dokter dan dua perawat," kata Mulyadi.

Sementara Tim Gerak Cepat baru diadakan tahun lalu. Namun pasukan tim tersebut diambil dari petugas kesehatan di sektor.

"Kami juga ikut pelatihan selama 10 hari diadakan Kementerian Kesehatan di Ciloto, sebelum berangkat ke Arab Saudi," pungkas Dahri. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya