Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
RASA pedas dalam masakan Indonesia menjadi hal utama. Rasa pedas menggugah selera makan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Itulah mengapa cabai menjadi penyumbang inflasi di Indonesia. Makanan tanpa cabai juga menghantui para jemaah haji Indonesia. "Di sini sambal kebanyakan tomat dan rasanya manis. Saya tidak bisa makan masakan Indonesia tanpa cabai yang pedas, " ungkap Erna Yanis, jemaah dari Kloter BTH 17 saat ditemui di kamar hotelnya, Senin (18/9).
Untuk mengobati rasa kangen masakan Indonesia, ia pun membawa rendang, dendeng, dan kripik balado untuk makanan sehari-hari. Ditambah beras dari Solok pun ia bawa ke Arab Saudi. "Saya bawa makanan dan beras dari Indonesia. Tiap pagi saya memasak dengan teman-teman," kata Erna sambil menunjukkan beras dan sejumlah lauk yang dibawanya.
"Rendang sudah habis. Tinggal dendeng dan kripik kentang balado. Kalau beras tinggal dua kilo. Nanti kalau kurang, minta teman-teman," ujarnya.
Dalam satu kamar dihuni enam orang, selalu ada kegiatan masak setiap paginya. Ada jemaah yang membawa rice cooker dari kampung halaman. Sedangkan saat di Tanah Suci, per rombongan membeli rice cooker lagi yang agak besar untuk memasak dan menghangatkan makanan. "Jadi tiap hari kami memasak untuk sarapan pagi. Kalau ada teman yang belum sarapan, bisa ambil di tempat kami. Rata-rata semua jemaah di kloter kami bawa sendiri lauk pauk," kata rekan sekamar Erna.
Destrial Anas, kerabat Erna membenarkan bahwa urusan dapur ngebul sudah diniatkan para jemaah haji Kloter BHT 17 Embarkasi Batam. " Rata-rata beras yang dibawa jemaah haji 10 kilogram. Dan beras yang kami bawa rasanya juga enak karena belinya khusus beras Solok," kata Destrial asal Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau.
Demikian juga lauk pauk yang dibawa rssanya pas di lidah masyarakat Sumatra. "Saya juga bawa rendang, balado, ikan sale, dan dendeng buatan sendiri. Di sini tinggal dipanasin. Saya kalau sarapan pagi tanpa nasi tidak bisa. Sementara sarapan di sini pakai roti."
Di samping itu rasa pedas di dalam lauk pauk yang dibawa Destrial menambah napsu makan. Uniknya lagi beberapa jemaah yang sebelumnya sempat diare, tetap tidak masalah mengonsumsi masakan pedas. "Saya tidak bisa kalau tidak makan masakan pedas. Badan jadi tidak enak. Pokoknya tidak semangat," kata Rizwal Effendi yang baru pulih dari diare. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved