Generasi Muda Perlu Lebih Percaya Diri

PERKEMBANGAN teknologi dan persaingan global menuntut kemahiran dan ketekunan bagi setiap orang untuk dapat bertahan.

Tidak hanya itu, kepercayaan diri yang tinggi juga dibutuhkan untuk menumbuhkan keberanian hadir di tengah lingkungan yang semakin heterogen dan berstandar global.

"Bangsa Indonesia kerap mengalami inferiority complex atau permasalahan rasa rendah diri yang harus diputus," ujar Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila, Silverius Yoseph Soeharso, dalam acara penyambutan mahasiswa baru di Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, Senin (28/8).

Silverius mengatakan, untuk mengubah hal tersebut, salah satu yang harus diperhatikan ialah pemahaman akan sejarah kemerdekaan Indonesia.

Pemahaman dan sejarah perjalanan pemuda di masa tersebut diharapkan dapat menjadi contoh dan pemantik semangat juang dan rasa percaya diri pada persaingan global dengan lebih maksimal.

Pada tahun akademik 2017-2018 ini, Universitas Pancasila menerima 2.265 mahasiswa baru.

Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) itu dilaksanakan pada 28-31 Agustus 2017, setelah itu baru akan dimulai proses belajar-mengajar.

Kegiatan bertajuk Mewujudkan Generasi Muda Penerus Bangsa yang Berkarakter Pancasila dan Berkemampuan Iptek untuk Mendukung Daya Saing Bangsa itu bertujuan membantu para mahasiswa baru Universitas Pancasila agar memiliki kemampuan beradaptasi dengan kehidupan kampus dengan segala isi dan lingkungannya.

Baik bidang akademik maupun nonakademik, serta mengenalkan kehidupan kampus, sarana prasarana, sarana kegiatan akademik, dan penunjang akademik seperti sarana olahraga, perpustakaan, dan sarana ibadah.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Pancasila Wahono Sumaryono menyatakan Universitas Pancasila menyandang nama besar Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa, dan falsafah hidup bangsa Indonesia.

"Karena itu, kesempatan belajar di Universitas Pancasila, baik sebagai individu maupun makhluk sosial, sebagai sivitas akademika maupun warga negara, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya."