Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Karena tidak Disiplin, Dua Petugas Tertunda ke Mekkah

(Nda/H-1)
12/8/2017 07:01
Karena tidak Disiplin, Dua Petugas Tertunda ke Mekkah
(ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

KETIDAKDISIPLINAN menyebabkan petugas haji bisa terlepas dari rombongan. Setidaknya itu yang dialami Asnawi, petugas bimbingan ibadah dari Kloter 5 Embarkasi Makassar (UPG 05), dan Habiburrahman, Ketua Kloter 13 Embarkasi Surabaya (SUB 13). Para jemaah yang dipimpin mereka sudah di Mekkah, dua petugas itu justru tertinggal di Kantor Daerah Kerja Madinah.
Dua petugas tersebut sudah mengenakan baju ihram namun belum bisa berangkat ke Mekkah untuk menjalani umroh wajib.

“Paspor saya tidak tahu di mana, karena diserahkan ke Muassasah (Penyelenggara Haji Arab Saudi) seperti yang dilakukan jemaah,” kata Asnawi, Kamis (10/8). Ia pun tidak tahu kapan akan diberangkatkan ke Mekkah. Sama halnya dengan Habiburahman yang tidak tahu di mana paspornya. Asnawi memandu ibadah untuk satu kloter sebanyak 450 orang melalui aplikasi WhatsApp. “Ini ada jemaah yang belum beribadah.”

Dalam menanggapi hal itu Kepala Daker Madinah, Amin Handoyo mengatakan seharusnya petugas sudah paham soal paspor dan seluk beluk tahapan kedatangan hingga pergeseran jemaah. Dalam aturannya, petugas tidak boleh memberikan paspor ke Muassasah. “Biaya petugas dengan jemaah itu berbeda.Harusnya petugas sudah tahu soal itu. Kalau sudah diserahkan kepada muassasah dan tercampur dengan jemaah akan lama mencarinya. Sopir bus tidak mau berangkat apabila di dalam bus itu nama penumpang dan paspor tidak sama,” ujarnya.

Sebab sebelum memasuki Mekkah, akan ada pemeriksaan dokumen di Junum. Bila ketahuan ada penumpang tanpa dokumen lengkap, bus tidak boleh masuk Mekkah.Contoh ketidakdisiplinan lainnya saat semua jemaah berhenti di Bir Ali. Ada dua bus nyaris tidak berangkat karena ada dua penumpang yang tertukar. Dokumen paspor yang dipegang muassasah tidak sama. Setelah petugas mengecek semua bus, barulah ditemukan kecocokan dokumen dan penumpang. “Jemaah menyangka seperti naik bus wisata di Indonesia. Karena ingin di bus lain dengan teman-temannya, mereka pindah sendiri tanpa lapor. Ini di negara lain yang punya aturan harus dipatuhi,” tegasnya. Hingga kemarin, tercatat lebih dari 30 ribu jemaah Pergeseran jemaah dijadwalkan berakhir pada 20 Agustus 2017. (Nda/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya