Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
GRUP musik yang cukup senior di Indonesia, bertahan, sekaligus tetap produktif, Slank, berbicara ada empat unsur penting dalam setiap albumnya. "Empat unsur itu ialah politik sosial, lingkungan hidup, youth movement, dan cinta. Itu peluru kita. Mungkin banyak lagu lain kritik sosial atau tentang alam, tapi yang nyangkut di masyarakat itu lagi dari Maafkan sampai Ku tak Bisa," kata Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimbim, 49, saat diwawancarai Najwa Shihab di program Mata Najwa di Metro TV, Rabu (28/12).
Dari situ, Slank yang beranggotakan Bimbim, Kaka, Ridho, Ivanka, dan Abdee Negara Nurdin juga mengamati fenomena yang banyak terjadi akhir-akhir ini, termasuk munculnya haters dan kata-katanya yang kemudian dikenal dengan ujaran kebencian di media sosial. "Banyak orang yang mulutnya nggak disekolahin. Bahasa Jakartanya asal njeplak. Padahal, di ruang publik, kita harus lebih respek," tambah Bimbim.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ivan Kurniawan Arifin (Ivanka). "Itu mungkin karena pada masa Orde Baru kebebasan berpendapat agak dibungkam, tetapi di era demokrasi jadi cenderung kebablasan," tambahnya. Fenomena ini juga menginspirasi Slank untuk membuat lagu baru yang liriknya bakal berbunyi demikian: Pala lo peyang, minta dikemplang, otak di pinggang, enak ditendang.
"Jadi kalau kepala peyang kan rada cacat, jadi berpikir dan berbicaranya agak cacat," kata Kaka. Kepedulian Slank terhadap isu sosial juga terlihat nyata, termasuk upaya mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal itu bukan tiba-tiba karena menurut Kaka dan Bimbim, sejak 1990 jauh sebelum KPK terbentuk mereka telah menyuarakan antikorupsi, tentu saja lewat lagu.
Tahun ke-33
Banyak hal unik yang dilakukan oleh Slankers, mulai tergila-gila hingga terdramatisasi. Salah satunya, Slank pernah dikirimi surat yang ditulis menggunakan darah. Ivanka juga pernah mengalami hal konyol. "Pernah pukul 01.00 dini hari, ada Slankers datang ke rumah gue cuma mau minta tanda tangan doang," ucap Ivanka, tergelak. Perjalanan Slank selama 33 tahun memang penuh kenangan.
Selain Slankers, keterlibatan beberapa personel Slank dengan narkoba juga menjadi bagian dari cerita mereka. Berhasil lepas dari jerat narkoba tak bisa dipisahkan dari peran Iffet Veceha Sidharta atau yang akrab disapa Bunda Iffet. Ibunda Bimbim ini mengenang saat-saat ketika ia mengetahui putranya terlibat narkoba.
"Kebetulan kami di rumah punya peliharaan kucing dan ikan. Saat itu memang sering sekali ada tamu yang datang ke rumah, dua hari sekali pasti ada untuk bertemu Bimbim. Saat saya tanya mereka itu siapa, Bimbim bilang itu orang ke rumah bawa makanan kucing. Pintar sekali dia menutupi," kata Bunda Iffet.
Lambat laun, perempuan yang merangkap sebagai manajer Slank itu pada akhirnya mengetahui keterlibatan putranya dengan narkoba setelah mengamati adanya perubahan sikap Bimbim. "Bimbim jadi aneh, sering marah-marah. Saya tahu Bimbim kena narkoba pada 1996. Dia mengaku pakai sejak 1994. Sejak itu saya pikir saya harus mendekat, masuk ke manajemennya. Enggak peduli (kalau ada yang bilang rocker ditemani ibunya saat manggung), yang penting anak gue baik-baik saja," kata perempuan berhijab itu. (Nia Deviyana/H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved