Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Pernikahan Mata-Mata Dibayangi Curiga

Her
27/11/2016 06:00
Pernikahan Mata-Mata Dibayangi Curiga
(PARAMOUNT PICTURES)

DALAM suatu misi rahasia di Afrika Utara pada 1942 silam, dua agen pembunuh rahasia dipertemukan.

Agen intelijen Kanada Max Vatan (Brad Pitt) ditugaskan membantu Marianne Beausejour (Marion Cotillard) menyelesaikan misi membunuh seorang pejabat Jerman di Maroko. Marianne ialah satu-satunya agen yang tersisa dari timnya di sana. Anggota lainnya telah habis dibantai karena penyamarannya terbongkar.

Demi misi itu, mereka menyamar sebagai pasangan suami istri asal Paris. Misi keduanya dinyatakan sukses dengan berhasil menembak mati duta besar Jerman di Maroko. Keduanya pun memutuskan menjadi pasangan suami istri dalam kehidupan sebenarnya; mereka menikah. Kehidupan begitu damai kendati di tengah perang. Setidaknya sampai muncul konflik sekitar setahun setelahnya, mereka dikaruniai anak.

Ada pesan-pesan rahasia yang dikirimkan seseorang ke Jerman. Marianne pun dicurigai sebagai mata-mata. Istri Max diduga seorang agen Jerman yang menyamar sebagai Marianne. Sebagai seorang agen aktif, kecurigaan itu menjadi dilematis bagi Max.

Apakah mungkin seorang mata-mata bakal berbuat sejauh itu, bahkan hingga menikah dan memiliki anak? Apakah cinta istrinya pun hanya rekayasa demi melancarkan aksinya? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang mengusik Max.

Belum lagi apabila terbukti, sebagai agen aktif, Max wajib mengeksekusi mati istrinya sendiri. Bila menolak, dia akan dianggap penghianat. Itulah kisah dalam film Allied garapan sutradara Robert Zemeckis yang skripnya ditulis Steven Knight.

Film thriller romantis Inggris-Amerika itu diakui Knight diangkat dari kisah nyata yang secara personal diceritakan kepadanya ketika ia baru berusia 21 tahun.

Di bioskop Tanah Air, film dari Paramount Pictures ini sudah dapat dinikmati pengemar film Nusantara. Berbeda dengan kebanyakan film yang diperankan Brad Pitt lainnya, kali ini penonton mungkin akan merasa jemu di setengah bagian awal yang hanya berkisar latar belakang profesi mereka sebagai agen.

Saat adegan melahirkan, penggambaran, dan dialognya bahkan dibuat berlebihan dengan latar perang dan pengeboman di mana-mana.

Hal ini sesungguhnya tak menambah hal esensial bagi cerita. Akan tetapi, memasuki bagian akhir ketika Max mengalami perang batin antara memercayai istrinya dan tudingan dia menikahi mata-mata, keseruan pun dimulai.

Tanpa membocorkan apakah kisah mereka berakhir sedih atau bahagia, dapat dikatakan film itu mendapatkan penutup yang sempurna. Film ini tentang perjuangan keyakinan, ketika banyak orang di sekeliling kita tidak dapat dipercaya. (Her/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya