Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
FENOMENA garis merah di atas kepala tengah ramai jadi bahan obrolan publik setelah kemunculannya dalam drama Korea terbaru S Line. Lebih dari sekadar gimmick visual, garis ini mencerminkan dosa-dosa besar (Seven Deadly Sins) yang mengakar dalam masyarakat modern.
Diadaptasi dari webtoon karya Kkomabi, S Line adalah bagian dari Death Trilogy, serial gelap bertema psikologis yang berani mengupas sisi kelam manusia.
Dengan total 6 episode, cerita ini mengikuti Hyun Heup (Arin) yang sejak kecil bisa melihat “S Line”, serta detektif Han Ji Wook (Lee Soo-hyuk) yang akhirnya bisa melihat garis merah itu berkat kacamata khusus.
Setiap garis merah mengisyaratkan beban moral seseorang—terlihat atau tidaknya dosa yang tersembunyi di balik wajah tenang.
Garis merah muncul sebagai pengingat akan hasrat yang tak terkendali. Dalam S Line, ini digambarkan melalui karakter yang tak mampu menahan dorongan seksual, menjadikan gairah sebagai penuntun aksi yang berbahaya.
Saat rasa sakit hati berubah menjadi dendam, amarah meledak dalam bentuk pembunuhan. Seperti kisah ibu Hyun Heup yang membunuh karena dikhianati suami dan adiknya—emosi yang membara tak mampu dibendung lagi.
Kecemburuan membutakan logika. Seorang admin membunuh guru musik hanya karena merasa terancam oleh kedekatannya dengan seorang selebriti. Sebuah gambaran bahwa rasa iri bisa menghancurkan siapa pun yang dikuasainya.
Privasi bukan lagi batasan saat rasa ingin tahu berlebihan mengambil alih. Obsesi masyarakat untuk mengetahui siapa yang “terhubung” membuat mereka rela melanggar etika, bahkan moral.
Kemalasan bukan hanya tidak bekerja, tapi juga tak mau bertanggung jawab. Dalam cerita ini, guru yang menjalin hubungan dengan muridnya memilih diam—tidak bertindak saat seharusnya mengoreksi dirinya sendiri.
Ketamakan terhadap gosip dan skandal menjelma menjadi obsesi. Ada karakter yang bahkan melakukan pembunuhan hanya demi menghapus garis merahnya, demi menjaga reputasi semu.
Ironi terbesar: mereka yang mencemooh garis merah orang lain, padahal garis merah mereka sendiri tersembunyi. S Line menggambarkan bahwa kesombongan seringkali dibalut kemunafikan.
S Line bukan hanya memikat dari segi cerita, tapi juga visual. Efek garis merah di atas kepala menjadi daya tarik tersendiri, bahkan memicu tren meme di media sosial—terutama berkat adegan legendaris sang detektif, Lee Soo-hyuk, yang tampil dengan gaya khas dan penuh simbolisme.
Drama ini menawarkan alur lambat tapi menegangkan, dengan plot twist di setiap ujung episode. Ia tak hanya menyuguhkan hiburan, tapi mengajak penonton menelusuri lorong-lorong gelap psikologi manusia.
Jika kamu tertarik pada kisah yang mempertanyakan batasan moral, S Line adalah tontonan wajib. Melalui konsep garis merah yang sederhana namun mengganggu, drama ini menyentuh pertanyaan besar: apa yang kita sembunyikan dari dunia, dan apa yang dunia sembunyikan dari kita? (Z-10)
Pecinta drakor, bersiaplah! Bulan Juni 2025 dipenuhi dengan drama Korea terbaru yang siap menemani hari-hari kamu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved