Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Lagi, Konser Musik Band Hindia Terancam Batal

Kristiadi
13/7/2025 19:16
Lagi, Konser Musik Band Hindia Terancam Batal
Wakil Wali Kota Tasikmalaya Dicky Chandra.(MI/Kristiadi)

SEJUMLAH ormas Islam di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menyampaikan penolakan atas konser musik grup band Hindia bersama sejumlah musisi dalam event Ruang Bermusik. Event ini rencananya digelar pada 19-20 Juli 2025 di Lapangan Wiriadinata. 

Penolakan tersebut dilakukan lantaran ada indikasi lagu-lagu band tersebut memiliki unsur yang melanggar norma syariat.

Ketua Al Mumtaz Kota Tasikmalaya Ustaz Hilmi Afwan mengatakan, penolakan konser musik Hindia berkaitan dengan simbol yang menjadi permasalahan seperti dajal, baphomet, dan lainnya yang diduga digunakan band tersebut. Hal ini pun dinilai tidak sesuai dengan Kota Tasikmalaya yang dikenal sebagai Kota Santri.

"Yang dipermasalahkan musik Hindia ada indikasi satanic yang memang  melanggar norma syariat, terutama pemahaman simbol dajjal, baphomet, dan lambang ateis dengan jargon freemason. Konser musik Hindia harus dibatalkan dan tujuannya untuk menyelamatkan akidah generasi muda dari pengaruh musik Hindia yang sinyalir liriknya membawa penonton ke dalam neraka," katanya, Minggu (13/7).

Ia mengatakan, musik Hindia memiliki lirik lagu dengan kata menyimpang norma syariat, antara lain 'Ku doakan kita semua masuk neraka, panjang umur, matahari tenggelam dan Selamat datang malam'. Secara umum narasi ini bernuansa gelap dan sarkastik. Namun, pilihan kata bisa memberi kesan menyimpang norma spiritualitas, terutama dalam Islam atau agama Abrahamik lainnya.

"Tasikmalaya tidak alergi dengan musik dan seni, tapi jika musik yang berbalut seni terindikasi adanya upaya penggiringan menjadi ateis, menjadi pemantik, semula ulama bersikap tegas menolak konser musik Hindia. Karena, konser musik Hindia mengandung unsur penyambutan terhadap kekuatan kegelapan sebagai bagian dari satanisme," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Tasikmalaya Raden Dicky Chandranegara mengatakan, akan mencari solusi terkait penolakan konser musik Hindia yang akan digelar di Lanud Wiriadinata. Ia pun akan mengupayakan agar konser bisa tetap berjalan namun dengan aturan serta kesepakatan, terlebih pascapembatalan konser Hindia yang pernah terjadi sebelumnya.

"Saya tidak mau berbicara kepentingan pribadi dan segala sesuatu bicara sesuai aturan yang ada. Akan tetapi, saya yakin teman dari EO tidak ada maksud buruk sama sekali, mungkin berpikir sebelumnya sudah pernah, kayak kejadian di Aceh, kemungkinan menjadi pemicu utamanya," paparnya. 

Sebelumnya, konser grup Hindia bersama musisi lainnya pun dibatalkan secara sepihak. Pihak panitia menyatakan, konser yang seharusnya digelar pada 18 Juni 2025 itu batal karena dibatalkannya izin oleh pihak kepolisian menit-menit jelang konser berlangsung.

Pembatalan konser ini bermula dari tuduhan salah satu media lokal yang menyebut Hindia sebagai musisi bertema satanik. Tuduhan ini memicu Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Banda Aceh untuk menerbitkan surat peninjauan ulang pada 13 Juni 2025, meskipun izin awal sudah sempat diterbitkan oleh Dinas terkait. (AD/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik