Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
THE Indonesian Ballet Gala 2025 yang berlangsung pada Minggu, (6/7) akan menghadirkan repertoar dari para bintang balet internasional dan para penari Indonesia dalam satu panggung. Pertunjukan seni tari yang berlangsung di Graha Bhakti Budaya (GBB) Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat ini akan menampilkan penari dan koreografer dari di antaranya Skotlandia, Belanda, Republik Ceko, Rumania, dan Jepang.
Dalam The Indonesian Ballet Gala 2025 juga akan menggabungkan unsur balet klasik dengan tari tradisional Indonesia. Salah satunya adalah repertoar Telaga Angsa, yang dikoreograferi oleh Bathara Saverigadi Dewandoro. Dalam repertoar ini, Bathara menggabungkan kisah Swan Lake dari musik Pyotr Ilyich Tchaikovsky dengan tari tradisional Surakarta (Solo).
“Saya basic-nya penari Jawa. Jadi ide awalnya memang sudah punya keinginan untuk menginterpretasikan musik Tchaikovsky ke wujud yang memiliki teknik Indonesianya. Makanya coba mentranslasikan kesetiaan dan cinta abadi Putri Odette ke bentuk tarian Putri Jawa, spesifiknya gaya Surakarta. Namun, selama prosesnya, juga dibaurkan dengan memilih gerak-gerak yang paling mungkin untuk dipakai di Telaga Angsa ini,” kata Bhatara di sela gladi The Indonesian Ballet Gala 2025 di Graha Bhakti Budaya, TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, (5/7).
Menggabungkan penari balet dan penari tradisional, menurut Bhatara, cukup memiliki tantangan tersendiri. Terlebih, penari tradisional Jawa gaya Surakarta memiliki aturan arah pandang yang hanya boleh menghadap ke bawah. Sehingga untuk menemukan koneksi dengan penari balet, diperlukan latihan intensif serta melalui gestur dan energi satu sama lain. Tarian ini, ditujukan Bhatara sebagai wujud cinta kasih yang tulus dan keikhlasan. Dalam repertoar tersebut juga akan berkolaborasi dengan pasangan penari internasional Giordano Bozza (Italia) dan Riuka Yokoyama (Jepang).
The Indonesian Ballet Gala 2025 juga akan menghadirkan repertoar klasik gubahan koreografer Christopher Hampson (Scottish Ballet). Repertoar tersebut akan dibawakan oleh Bruno Micchiardi dan Jessica Fyve. Pertunjukan juga akan menampilkan repertoar bertajuk Langit Tak Pernah Bertanya, yang diisi di antaranya oleh para pelajar tari, termasuk dari Medan. Repertoar ini terinspirasi dari sebuah baris lirik dalam lagu Laskar Pelangi karya Nidji.
“Kenapa kami membuat repertoar, sebagai manusia terkadang juga selalu ingin sesuatu tapi ketika sudah dikasih, ingin yang lebih. Manusia, naturally kurang bersyukur dengan hal-hal kecil. Untuk itu, langit hanya bisa menampung semua harap, luka, derita, dan kesenangan yang ada di otak dan perasaan manusia,” kata salah satu koreografer repertoar Langit Tak Pernah Bertanya, yang ingin disebut Langit. (H-3)
ATRAKSI (Asosiasi Tari dan Koreografer Seluruh Indonesia) secara resmi diluncurkan sebagai wadah profesional yang mewadahi memayungi para seniman tari dan koreografer
Pelajari sejarah Tari Piring, warisan budaya Minangkabau yang memukau. Temukan makna, gerakan, dan evolusinya dari masa ke masa.
Lestarikan budaya! Tari Jaipong Jawa Barat: gerakan lincah berpadu musik tradisional enerjik, memukau dan penuh semangat.
Melalui ajang ini, IDDS menunjukkan bahwa seni dapat menjadi sarana bagi individu dengan kebutuhan khusus menuju pemberdayaan, terapi serta kemandirian.
Kota Solo akan kembali menggelar event seni dan budaya tahunan, Solo Menari, pada 29 April 2025 mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved