Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
ADA sesuatu dari lautan di sekeliling pulau tempat tinggal Moana (diisi suara oleh Auli'i Cravalho), yang tiada henti memanggilnya.
Rasa penasaran itu tak pernah mau enyah, seolah ada yang menantinya di kejauhan. Tapi ayahnya sang kepala suku, memiliki aturan yang jelas. Rakyatnya dilarang keluar dari pulau, apalagi putrinya sendiri.
Larangan itu bukanlah tanpa alasan. Panggilan melaut pernah dirasakan ayahnya ketika muda dan menggebu. Dia memilih berlayar bersama seorang sahabatnya. Nahasnya, ombak ganas menggulung mereka dan ayahnya tak mampu menyelamatkan sahabatnya yang ditelan laut.
Sebagai kepala suku, dia merasa perlu menjaga rakyatnya dari bahaya itu, makanya tak ada yang boleh meninggalkan pulau. Di sisi lain, sebagai penerus kepemimpinan, Moana diharapkan mencintai dan memikirkan rakyatnya melebihi apa pun.
Lagi pula bagi ayahnya, tak ada alasan untuk pergi meninggalkan pulau ketika mereka bisa bahagia tinggal di pulau yang segala sesuatunya tercukupi oleh alam.
Suatu ketika, buah-buah kelapa yang mereka panen menghitam dan para nelayan tak lagi mendapat tangkapan ikan.
Saat itu Moana memilih mengikuti kata hatinya, mengikuti pesan neneknya untuk mengatasi persoalan hingga ke akarnya.
Menurut kepercayaan setempat, ada manusia setengah dewa bernama Maui (Dwayne Johnson) yang mencuri batu yang disebut sebagai 'jantung' Te Fiti. Itulah sumber kekacauan yang melanda dunia.
Monster-monster yang berhasrat mendapatkan kekuatan kehidupan dari 'jantung' Te Fiti itu, ikut memburu batu tersebut.
Tekad Moana meninggalkan pulau semakin bulat setelah tahu rahasia yang tak pernah diceritakan kepada penduduk pulau. Nenek moyang mereka ternyata pelaut ulung yang mengarungi samudra.
Mereka berhenti menjelajah sejak Maui mencuri jantung Te Fiti.
Monster-monster laut lepas, membuat pelayaran tak lagi aman. Bagi remaja berusia 16 tahun itu, jika nenek moyangnya pelaut, darah navigator itu mengalir di dirinya.
Moana mengingatkan kita betapa pentingnya mendengarkan kata hati, yang sering ditekan sebab banyak tekanan dan ekspektasi orang-orang lain di sekeliling kita.
Pada akhirnya, setiap dari kita perlu menemukan alasan kita diciptakan.
Menyelami kultur
Film Moana, yang disutradarai Ron Clements dan John Musker (pembuat film The Little Mermaid, Aladdin, The Princess & The Frog), mengambil latar kepulauan Oceania di Pasifik Selatan.
Animasi ini mengangkat misteri mengapa para penjelajah Polinesia yang dulunya merupakan navigator-navigator laut yang ulung, berhenti berlayar sejak 3.000 tahun silam.
Mereka berusaha menyajikan interpretasi atas mitos soal Maui, manusia setengah dewa yang kisahnya diceritakan secara turun-temurun.
Menariknya, animasi persembahan Walt Disney Animation Studios yang ditopang pilihan musik yang menawan, juga menyuguhkan kualitas gambar yang nyaris riil.
Hal ini mudah diamati bila penonton memperhatikan helaian rambut karakter-karakternya. Pun gulungan ombak, terasa nyata.
Walt Disney juga tidak main-main dalam proses penggarapannya.
Mereka merisetnya sekira lima tahun, termasuk dengan mengunjungi dan belajar langsung ke Kepulauan Polinesia.
Tak heran, banyak detail animasi ini menyesuaikan dengan kultur lokal, seperti tradisi tato yang sarat makna dan seni kain tapa yang terbuat dari kulit pohon murbei. Sebagai catatan, desain kain tapa dalam filmnya digarap Griselda Sastrawinata, visual development artis Walt Disney yang kelahiran Jakarta.
"Ada tim yang terdiri dari para pakar bahasa, budaya, hingga tetua adat yang kami libatkan. Mereka mengajari kami budaya setempat dan memastikan tidak ada yang keliru dari segi kultur," jelasnya ketika ditemui seusai press screening di XXI Epicentrum Kuningan, Jumat (11/11). Pun vegetasi yang tampak di film, adalah jenis yang memang bisa dijumpai di kepulauan aslinya.
Berangkat dari kesahajaan orang Polinesia yang teguh menghormati adat, kisah Moana pun mengantarkan penonton ke petualangan sarat renungan soal ketidakseimbangan alam. Seringkali sebagaimana kita alami sehari-hari, kerusakan alam ditimbulkan oleh keserakahan manusia yang menolak berpuas diri. (Her/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved