Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Film Ko-Produksi Indonesia Berjudul Don't Cry Butterfly Menang Grand Prize di Venice Critics Week

Fathurrozak
07/9/2024 22:03
Film Ko-Produksi Indonesia Berjudul Don't Cry Butterfly Menang Grand Prize di Venice Critics Week
Para pembuat film Don't Cry Butterfly(Dok: KawanKawan Media)

FILM horor komedi karya rumah produksi KawanKawan Media melalui Yulia Evina Bhara berjudul Don't Cry Butterfly memenangkan dua penghargaan di Venice Film Festival 2024. Film tersebut memenangkan penghargaan utama sebagai film terbaik (IWONDERFULL Grand Prize Setimana Internazionale della Critica) dan penghargaan untuk film paling inovatif (Circolo del Cinema Verona Award) di program Critic’s Week. 

Don’t Cry Butterfly ditulis dan disutradarai oleh sutradara Vietnam, Duong Dieu Linh. Menjadi debut penyutradaraannya untuk film panjang. Film ini dibintangi oleh Le Tu Oanh, Nguyen Nam Linh, Le Vu Long, dan Bui Thac Phong.

Film tersebut merupakan satu-satunya film dari Asia yang berkompetisi di Venice Critics Week tahun ini. Para juri yang terdiri dari Kerem Ayan, Yasmine Benkiran dan Ariane Labed menganugerahkan IWONDERFULL Grand Prize untuk Don’t Cry Butterfly karena dinilai sebagai film yang sangat unik dan kreatif, dipenuhi ide baru, mencampur komedi, drama-sosial dan juga genre fantasi, serta dengan sangat baik memotret hubungan yang kompleks antara ibu dan anak perempuan.

Baca juga : 9 Rekomendasi Film Olahraga Terbaik yang Bisa Menginspirasi

Adapun penghargaan Verona Film Club Award untuk film paling inovatif diberikan karena film ini dianggap mampu memotret hubungan yang kompleks di antara para tokohnya, mengikuti bagaimana proses mereka mempertahankan jati diri meskipun selalu terancam oleh kehadiran sosok-sosok tersembunyi yang kerap menghantui kehidupan sehari-sehari bagi para perempuan.

“Penghargaan untuk Don’t Cry Butterfly adalah apresiasi untuk khususnya film Asia Tenggara. Ini makin mengeratkan jalinan kerja sama dan ko-produksi yang pastinya memiliki tujuan untuk memperkuat sinema Asia Tenggara dan senang sekali kami dari Indonesia menjadi bagian yang terlibat di dalamnya,” ucap Yulia Evina Bhara sebagai produser Don’t Cry Butterfly melalui siaran pers yang diterima Media Indonesia, Sabtu (7/9).

Ia juga menambahkan film Don’t Cry, Butterfly tengah diupayakan untuk segera tayang di Indonesia pada akhir tahun 2024. Film ini juga terseleksi ke Toronto International Film Festival, sebelum melanjutkan ke BFI London Film Festival, Busan International Film Festival.

Film Don’t Cry, Butterfly adalah ko-produksi Singapura, Indonesia, Vietnam dan Filipina, sebagai produser Tan Si En dari Momo Film Co Singapura (Dreaming & Dying), berko-produksi dengan Ka Nguyen dari Kalei Films Vietnam, Wilfredo Manalang dari Fusee Consortium Filipina (Plan 75), dan Yulia Evina Bhara dari KawanKawan Media, Indonesia. KawanKawan Media adalah rumah produksi dibalik film-film seperti Istirahatlah Kata-Kata, The Science of Fictions, Dokumenter You and I, Autobiography dan 24 Jam Bersama Gaspar.

Don’t Cry, Butterfly mengisahkan tentang perempuan paruh baya yang bekerja sebagai wedding planner, suatu hari melihat suaminya sedang berselingkuh dengan perempuan lain dan tertangkap kamera siaran langsung di televisi. Sang perempuan memutuskan untuk melancarkan guna-guna untuk mendapatkan kembali hati suaminya, akan tetapi usaha itu malah mengundang kehadiran sosok makhluk gaib yang tidak diinginkan.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya