Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Manusia dan Monyet Jambul Hitam Minahasa Ada di Museum Macan Mulai November 2024

Fathurrozak
02/9/2024 19:49
Manusia dan Monyet Jambul Hitam Minahasa Ada di Museum Macan Mulai November 2024
Natasha Tontey akan menampilkan Primate Visions: Macaque Macabre di Museum Macan(Dok.Museum Macan)

 

SENIMAN Natasha Tontey akan menampilkan Primate Visions: Macaque Macabre (dalam Bahasa Indonesia: Larik Sungsang Kaum Primata) di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum Macan), Jakarta,  pada 16 November 2o24–6 April 2025. 

Dalam pamerannya ini, Natasha memanfaatkan estetika gim video, video musik, fiksi fantasi, dan produksi swakriya untuk menjembatani budaya mistik masyarakat adat dengan budaya anak muda yang futuristik. Proyeksi dan instalasi multi-layar ini akan menciptakan lingkungan imersif bagi para pengunjung, untuk mengeksplorasi latar dan kostum yang digunakan dalam film. 

Baca juga : Sekuya Terpilih Wakili Gim Indonesia ke Tokyo Game Show 2024

Dengan menggabungkan instalasi dan video multi-kanal, yang pertama kalinya ia lakukan dalam praktiknya, Natasha menciptakan sebuah lingkungan yang menawarkan perspektif personal yang baru mengenai pandangan dunia terhadap pelestarian lingkungan dan warisan budaya.

Karya Natasha di pameran tunggalnya ini akan menyelidiki hubungan kompleks antara manusia dan alam, yang diungkapkan melalui interaksi yang rumit antara populasi monyet berjambul hitam Sulawesi dan adat tradisi wilayah Minahasa Selatan di Indonesia, tanah kelahirannya. Melalui karya ini, ia mempertanyakan cara-cara kebudayaan leluhur dapat diselaraskan dengan pemahaman manusia atas dunia modern. 

“Primate Visions: Macaque Macabre adalah upaya untuk membongkar, menyingkap, dan mengeksplorasi ketegangan antara manusia dan Yaki, monyet jambul hitam, di Minahasa, yang sering kali kontradiktif dan berpolemik. Karya ini bekerja dengan dinamika primatologi, ekofeminisme, dan teknologi melalui pendekatan fiksi spekulatif. Primate Visions: Macaque Macabre adalah sebuah dunia yang menyenangkan sekaligus mengerikan, penuh dengan keganjilan radikal,” kata Natasha Tontey tentang karyanya melalui siaran pers yang diterima Media Indonesia, Senin, (2/9).

Baca juga : Gim Video Tenis, Tiebreak, Dirilis

Natasha Tontey adalah perupa kelahiran Minahasa yang berbasis di antara Jakarta dan Yogyakarta. Praktik artistiknya sebagian besar menelusuri sejarah dan mitos seputar ‘manufactured fear’ atau ‘ketakutan buatan’, bagaimana perasaan tersebut dibangun, difasilitasi, dan dibangkitkan. Dalam karyanya, Natasha mengamati pergulatan yang subtil dan personal dari entitas dan makhluk yang terpinggirkan, menghadirkan berbagai kemungkinan alternatif di masa depan.

Karya terbaru Natasha menjelajahi pembalikan hubungan kuasa antara makhluk hidup, monyet dan manusia, sebagaimana terlihat dari sudut pandang kebudayaan Minahasa. Monyet jambul hitam (disebut Yaki dalam bahasa Minahasa) dianggap sebagai bagian dari struktur sosial dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat adat sekaligus dianggap hama karena kerap turun ke desa dan mencuri hasil panen. 

Hubungan ini semakin pelik dengan diakuinya Yaki sebagai spesies yang terancam punah, sehingga mendorong organisasi-organisasi internasional untuk menggalakkan pelestariannya. Dengan demikian karya Natasha mengamati aneka sudut pandang yang bertentangan, menyoroti perbedaan antara perspektif dan praktik.

Direktur, Museum Macan, Venus Lau mengatakan, menjadi kehormatan bagi museumnya untuk mempresentasikan karya Natasha Tontey. 

“Di Museum Macan, kami percaya kekuatan seni dan budaya dapat menghubungkan manusia, memperluas sudut pandang kita, dan memicu dialog bermakna yang menumbuhkan pemahaman,” kata Lau. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya