Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
GRUP Paduan Suara asal Indonesia Batavia Madrigal Singers (BMS) akan mewakili Indonesia dalam ajang World Symposium on Choral Music (WSCM) di Istanbul Turki, 25-30 April. Dalam kompetisi ini, BMS akan mengusung keberagaman Indonesia.
Tema tahun ini yang diusung oleh Federasi Paduan Suara Internasional adalah “Changing Horizon” atau mengubah cakrawala berpikir. Tema itu diharapkan bergerak pada perubahan cara pandang khalayak mengenai musik klasik.
“Jadi, changing horison ini artinya dunia paduan suara mengalami perubahan pesat di 20 terakhir. Jadi mungkin selama ini imagenya hanya paduan suara gereja atau serius. Sedangkan baru baru ini kita sudah mengarahkan bunyi yang lebih unik, dan penulisan yang lebih berkembang dengan lebih ekspresif,” ungkap Direktur Batavia Madrigal Singers dalam konferensi pers, Rabu (11/04).
Baca juga: Ini Deretan Lagu yang Cocok untuk Diputar Selama Ramadan
WSCM adalah ajang paduan suara bertaraf internasional yang diadakan pertiga tahun sekali. Dalam kompetisi ini, peserta harus mendaftarkan diri dengan mengajukan proposal. Dari 72 negara pendaftar, hanya 11 yang berhasil masuk.
BMS nantinya akan mengirim 44 vokalis dan 1 pianis terbaik mereka. Dalam agendanya, BMS akan tampil di Turki pada 26-27 April. Di tanggal 26, BMS akan tampil di Istanbul dalam agenda WSCM, sedangkan tanggal 27 mereka akan tampil di festival musik Ankara.
Baca juga: Apa Boleh Mendengarkan Musik di Bulan Ramdan? Ini Jawabannya
Avip menekankan, musik klasik sama seperti genre musik lain. Mengalami perubahan dan dinamika yang mengikuti zaman. Dia tak menampik bahwa kurangnya minat anak muda terhadap musik klasik disebabkan prasangka genre musik ini hanya berfokus pada orang tua dan tidak tertarik pada perubahan.
Untuk mengatasi hal tersebut, musik klasik kini diharapkan mampu menerima adaptasi dan perubahan. Alih-alih mengenakan pakaian formal, BMS yang tampil Rabu (12/4), mengenakan pakaian adat Bali. Saat tampil, mereka tampak ceria, gerakan yang berirama, dan dinamis yang membuat mereka lebih menguasai panggung. Hal ini yang menurut Avip menjadi jalan untuk “mengubah musik klasik.”
Di hadapan 16.000 penonton di Turki, BMS yang dipimpin dirigen ulung Avip Priatna akan mencoba menghadirkan tema yang berhubungan dengan Ketuhanan dan keberagaman di Indonesia.
“Jadi, apa yang membedakan Indonesia dengan yang lain. Jadi saya bilang, kita itu Indonesia adalah negara yang sangat religius. Mereka mungkin tidak tahu kalau di Indonesia itu religinya beragam,” ungkap Avip.
“Jadi, kenapa diminta proposal kan apa yang bisa ditampilkan di Indonesia itu, apa yang coba kami sampaikan. Misi kami coba meluluhkan image bahwa Indonesia itu hanya 1 agama. Saya coba mengambil temanya mengenai Ketuhanan yang Maha Esa. Saya pikir, belum ada negara yang punya dasar seperti kita,” lanjutnya.
Nantinya Avip dan BMS akan membawakan beberapa lagu yang bertema keagamaan. Seperti “Gayatri” yang berasal dari doa agama Hindu, “Ave Maria” dari agama Katolik, dan “Di Ambang Batas” yang berasal dari potongan surah Al Qur'an.
Dari 11 negara yang berkompetisi di WSCM, hanya 2 negara yang berasal dari Asia Pasifik. Batavia Madrigal Singers dari Indonesia dan Taipei Philharmonic dari Tiongkok.
Minimnya partisipasi aktif dari benua Asia, menurut Avip menjadi penyebab musik klasik dianggap tidak tepat di kawasan Asia Pasifik. Padahal, menurutnya banyak seniman musik klasik yang hebat di Indonesia dan terlebih di Asia.
Slain itu, minimnya fasilitas dan sekolah yang fokus pada musik genre klasik di Indonesia dan lebih lagi Asia Pasifik, turun menjadi penyebab. Dalam laporan New York Times, disebutkan representasi Asia dalam musik klasik mengalami kenaikan, namun masih belum tinggi.
"Dalam suatu ansambel yang besar, 9% orang Asia pasti ada," tulis New York Times.
NYT menulis Asia masih dipandang sebelah mata karena musik klasik dianggap adalah musik Eropa dan tidak sesuai dengan paradigma yang umumnya ada di khalayak. (Z-3)
"Film ini merupakan cara Batavia Madrigal Singers memperkenalkan seni paduan suara agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas dari berbagai lapisan dan golongan."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved