SUTRADARA Natasha Dematra, 18, kembali meraih penghargaan di bidang perfilman. Kali ini lewat film Tears of Ghost. Dia mendapat predikat sutradara pendatang baru terbaik dari American Movie Awards, ajang penghargaan film indie bergengsi di Amerika.
Ia merupakan sutradara perempuan Asia pertama yang berhasil mendapatkan predikat tersebut sejak festival film itu digelar pada 1980. “Waktu baca pemberitahuannya lewat e-mail, aku sempat shocked. Tidak menyangka karaena untuk masuk ajang itu susah banget,” tuturnya saat dihubungi, Sabtu (23/4).
Ia menjelaskan, Tears of Ghost merupakan film yang ia garap ketika berusia 15 tahun dan rampung 2 tahun kemudian. Dalam film itu, gadis yang akrab disapa Nat itu juga menjadi pemeran utama. Film itu berkisah tentang seorang arsitek muda yang sedang mengerjakan proyek kuliah di sebuah rumah baru setengah jadi yang ternyata menyimpan banyak rahasia gelap.
Sejak Juni 2015, film tersebut telah melanglang buana ke berbagai festival film internasional. Hingga kini film itu berhasil meraih puluhan penghargaan internasional, antara lain Award of Merit untuk kategori film terbaik di salah satu festival film di San Fransisco, AS, dan mendapat empat penghargaan dari Global Independent Film Awards.
Tears of Ghost bukanlah film panjang karya pertamanya. Sebelumnya, pada usia 11 tahun, atas tantangan sang ayah, sutradara Damien Dematra, dirinya membuat film berjudul Mama Aku Harus Pergi.
Berkat film itu, ia ditetapkan sebagai perempuan termuda sutradara film panjang oleh Royal World Records dan Museum Rekor Indonesia.
Berbeda dengan penggarapan Mama Aku Harus Pergi yang menurutnya relatif mudah karena kebanyakan pemain merupakan anak-anak seusianya, pembuatan Tears of Ghost diakuinya sedikit lebih sulit.
“Ada sebagian kru yang malas-malasan, mungkin karena mereka merasa lebih dewasa, tapi aku enggak ambil pusing, mending tunjukin aku punya kemampuan.”
Multitalenta
Selain menekuni dunia perfilman sebagai sutradara, aktris, dan editor film, Nat juga mengembangkan bakatnya sebagai penyanyi dan penulis lagu dengan menelurkan tiga album musik. Selain itu, dia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Semua ia lakoni dengan serius. Tercatat, di usianya yang masih belia, dirinya mengoleksi lebih dari 100 penghargaan untuk karya-karyanya di bidang seni peran, tarik suara, dan karya sosial.
Saat ditanya tentang kiat kesuksesannya, ia mengaku tidak memiliki resep khusus. Namun, ia menegaskan, ketika berencana membuat sebuah karya, dirinya akan fokus dan menerapkan prinsip no talk action only. “Kalau pingin bikin sesuatu, ya langsung dikerjain, enggak cuma ngomong,” pungkasnya. (H-3)