Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
GENERASI muda milenial yang baru lulus kuliah dari Fakultas Hukum cenderung akan mencari pekerjaan di firma hukum yang besar. Namun Maria Debora atau yang akrab disapa Debora justru mempertaruhkan pengalaman profesional pertamanya di firma hukum baru bernama Debora Skadden and Partners.
Sebelumnya, Debora bekerja sebagai asisten notaris part-timer di salah satu kantor notaris di Bogor. Di kantor notaris ini, dia mengamati langsung penyelesaian surat-surat tanah, baik yang berstatus masalah maupun yang akan naik ke level SHM (Sertifikat Hak Milik).
Berbekal pengalaman itulah timbul Ide Debora untuk mendirikan Debora Skadden and Partners. Atas kepercayaan dari para mitra, Debora Skadden terlibat dalam setiap transaksi jual beli tanah maupun penyelesaiannya. Debora dan tim pun akhirnya dapat memahami isu-isu sengketa tanah lebih dalam, baik secara teori dan praktik.
Sebagai contoh, dalam penetapan batas dan plotting tanah serta overlapping (sertifikat ganda). Debora menemukan bahwa secara praktik masih terdapat ketidaksesuaian antara data-data yang tercantum dalam sertifikat dengan fisik yang ada di lapangan. Dalam menyelesaikan sengketa, termasuk proses plotting dan overlapping, Debora dibantu para mitranya yang lebih senior dan berpengalaman.
Debora menegaskan, Kantor Hukum Debora Skadden and Partners didirikan untuk memberikan jasa pelayanan hukum kepada masyarakat, baik perusahaan maupun perorangan. "Debora Skadden and Partners ialah kantor hukum yang memiliki kemampuan dengan lisensi menanggapi beragam persoalan hukum di seluruh wilayah Indonesia," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (8/5).
Lebih jauh Debora mengatakan, sebagai bidang usaha profesi, Debora Skadden and Partners bertumpu pada sendi-sendi keseimbangan antara business oriented dan moral oriented serta lebih mengedepankan kepentingan klien daripada aspek bisnisnya. "Pemberian nasihat menjadi tumpuan kerja konsultan. Hal itu merupakan trust business atau bisnis atas dasar kepercayaan. Reputasi mendahului bisnis, moral berimbang dengan bisnis," tandasnya.
Kehadiran Debora Skadden and Partners mendapat sambutan positif dari Eddhi Sutarto, penulis buku Rekonstruksi Sistem: Hukum Pabean Indonesia. Hal karena Debora dan teman-teman sangat mahir dalam Hukum Kepabean dan Cukai serta kerap memenangkan sengketa di kedua bidang tersebut.
Debora Skadden and Partners sudah memiliki Surat Keterangan Terdaftar berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. AHU-000060.01.22 Tahun 2020. Selain bergabung ke dalam Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia), firma hukum ini juga menjadi anggota Asahi (Asosiasi Auditor Hukum Indonesia). Debora Skadden and Partners juga telah mengantongi izin dari Ketua Pengadilan Pajak untuk menangani masalah hukum di bidang Perpajakan dan Kepabeanan.
Dengan dibantu rekannya, Edward Mahendra dan Marcellinus Ricky Alexander, Debora secara pribadi turut membebaskan beberapa lahan tanah dengan harga yang sangat murah dan terjangkau bagi milenial yang ingin berinvestasi tanah. Harga yang ditawarkan mulai dari harga Rp50 juta-Rp1 miliar, tergantung luas dan letak tanah. Adapun luas tanah rata-rata di atas 300 m2.
Alasan Debora dan tim membeli tanah-tanah tersebut karena punya prospek bagus dalam 3 sampai 5 tahun ke depan. "Tanah-tanah tersebut berlokasi di Tenjo dan Jasinga. Kawasan Tenjo akan menjadi megacity atau kota mandiri dengan akses tol yang akan rampung pada 2023," tutur Debora. (OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved