Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dzulkifly Ehsan Ingin Hidupkan Cerita Rakyat Indonesia

Retno Hemawati
06/4/2016 00:00
Dzulkifly Ehsan Ingin Hidupkan Cerita Rakyat Indonesia
(MI/SUMARYANTO)

KOMPOSITOR serial televisi dan film Boboiboy, Dzulkifly Ehsan, 25, ingin kembali ke Indonesia dan menjadi dosen animasi. “Saya ingin menghidupkan cerita rakyat Indonesia dan ingin anak-anak Indonesia juga menyukai kartun seperti masa kecil saya dulu ketika di Bandung,” kata dia membuka perbincangan dengan Media Indonesia di Kebon Jeruk, Kedoya, Jakarta Barat, Senin (4/4).

Dirinya ingin memodernisasi tokoh-tokoh yang selama ini dikenal masyarakat. “Anak-anak zaman sekarang lebih menyukai tokoh superhero Marvel. Tapi inginnya tidak meninggalkan unsur khas Indonesia. Saya rasa hal itu bisa membuat mereka selalu ingat dengan kisah rakyat di sini,” kata dia.

Saat ini dirinya dan tim telah usai menggarap Boboiboy: The Movie yang merupakan film animasi buatan perusahaan Malaysia, Animonsta Studios. Film itu akan tayang perdana di Indonesia pada 12 April.

Ehsan atau sering disebut Bung oleh rekan-rekannya telah tinggal selama 15 tahun di negara itu. “Saya pindah ke Malaysia sejak saya masih sekolah dasar. Waktu itu saya ingin juga kuliah di Bandung, tapi ibu saya tidak mengizinkan karena selalu kangen,” kata anak pertama dari tiga bersaudara itu.

Keputusan sang ibu dituruti. Seiring de­ngan itu, orangtuanya juga menyanggupi dirinya berkuliah mengambil jurusan animasi di Multimedia University Malaysia. “Saya tidak ingin memboroskan uang ke­luarga. Saya mengerjakan apa yang saya suka, yakni memang ingin menjadi animator. Jadi, saya tahu ke mana saya harus menimba ilmu. Alhamdulillah orangtua mendukung,” ucap WNI asal Bandung itu.

Dia menyebut pekerjaan menjadi kompositor sama sekali berbeda dengan animator. Tugas kompositor seperti dirinya ialah menambahkan efek. “Kompositor bekerja hampir di tahap akhir. Tugasnya memberikan latar belakang pada gambar, seperti contoh petir, api, air, atau emosi yang ditorehkan dalam gambar. Pendeknya, kompositor memfinalisasi visual untuk memberikan warna pada scene dan karakter,” jelas dia.


Gim daring

Dirinya mulai bekerja pada pukul 08.30 hingga 17.30 waktu setempat. Pekerjaan itu selalu dihadapi dengan serius, tapi juga santai. “Bahkan, seusai jam kerja, atasan di Animonsta langsung mengajaknya main gim daring. Kami sering main Defense of the Ancients secara berkelompok,” ceritanya.

Selebihnya, dia seperti anak muda sewajarnya yang sering menghabiskan waktu berkumpul bersama dengan teman-teman. “Terutama kami suka mencoba menu di restoran Indonesia yang baru buka di sana,” kata dia.

Bung juga bercerita, pekerja Indonesia di Animonsta sangat dihargai karena beberapa kelebihan. “Kami sangat dihargai karena pekerja Indonesia menurut mereka kreatif, imajinasinya luar biasa, tepat waktu, dan rajin. Kami juga tidak mengalami diskriminasi di sana,” kata dia.

Saat ini selain Bung terdapat enam pekerja lain di perusahaan itu. “Kehadiran kami di situ seperti penyegaran karena mayoritas penduduk asli Malaysia, atasan juga, suka dengan pekerja Indonesia sehingga sering meminta kami untuk mencarikan pegawai baru dari sini (Indonesia),” tutup dia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya