Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tumpahkan Gagasan Bermusik dalam Karya Visual

03/4/2016 01:40
Tumpahkan Gagasan Bermusik dalam  Karya Visual
(Dok. Max Havelaar)

ENAM tahun sudah band asal Jakarta Max Havelaar terbentuk. Akhirnya Februari lalu mereka meluncurkan album debut bertajuk self-titled. Tidak ada filosofi khusus selain terinspirasi dari novel karya Multatuli yang terbit pada 1860. Sebagai perkenalan, Dedidude (vokalis, gitaris), David Q Lintang (gitaris), Teddy Satrio (basis), Muhammad Asranur (keyboardist), dan Timur Segara (drumer) merilis single bertajuk Tumaritis pada Januari lalu.

Diksi tumaritis sengaja diambil dari mitologi pewayangan. Bagi Dedi, tumaritis menginterpretasikan pertanyaan dan kegundahannya tentang bagaimana konsep perikehidupan yang kita terima sering kali berseberangan dengan kondisi yang kita hadapi.

“Dari dulu kita banyak menerima cerita dari orangtua, guru, buku-buku, dan kitab-kitab tentang kerukunan, keramahan, dan kehebatan bangsa kita. Akan tetapi, ketika dihadapkan dengan berbagai peristiwa pembunuhan, perusakan, dan pelarangan atas nama politik, agama, dan moral, pertanyaan akan cerita-cerita tersebut terus menggantung di otak kita,” jelas Dedi saat berbincang dengan Media Indonesia, di Jakarta, Rabu (16/3).

Tidak hanya itu, delapan lagu lainnya berbicara tentang harapan, penghormatan kepada pahlawan yang tersingkirkan, dan tidak melupakan sejarah. Berbicara tentang warna ataupun konsep musik, Max Havelaar bukan band yang bisa diidentifikasikan terhadap satu gentre tertentu. Mereka memang tidak mau membatasi atau melabeli diri terhadap warna musik tertentu.

Distorsi bisa menghentak di lagu Tumaritis dan Suara Kita Tuhan, tapi nuansa megah orkestra berdiri tegap di Manusia Pemberani. Lalu trip hop terasa di lagu Mimpi. Sementara itu, balutan pop terdengar jelas di Jas Merah, Batas Langit Kita yang Punya, dan Tersisih tak Risih.


Visual

Sembilan seniman yang terdiri dari Saleh Husein, Monica Hapsari, Spencer Jeremiah, Rere, Ayu Dilamar, Lala Bolang, Dmaz Brodjonegoro, Indro Moektiono, dan Dedi memberi dampak positif karakter lagu-lagu tersebut. Ya, semakin kuat dengan karya visual yang dihasilkan. Anda tidak perlu repot-repot lagi untuk menafsir atau menemukan imajinasi saat menikmati lagu-lagu Max Havelaar.

“Sesuatu yang mendekati untuk memberikan label terhadap musik utuh Max Havelaar, mungkin adalah rock dan pop dengan sentuhan epik, provokatif, dan distorsi. Kami juga akan memperkuat konsep dari live performance kita. Dengan harapan, Max Havelaar adalah band yang konsepnya tidak berhenti di pembuatan album, tapi juga sangat bisa dinikmati ketika kita melakukan live performance,” ungkap Asra di Jakarta, pekan lalu.

Sejumlah musikus juga turut terlibat dalam proses rekaman termasuk mantan drumer Max Havelaar, Hendra. Ada juga drumer Efek Rumah Kaca, Akbar, yang mengisi tiga lagu, Ria dari Are You Alone yang mengisi suara mistis langgam di Tumaritis. Kemudian Dika dari Pandai Besi yang mengisi trompet di Suara Kita Suara Tuhan. Tak lupa Ario dari The A­dams yang lancar mengatasi banyak permintaan dari tiap personel saat proses mixing, Serta Indra Q yang memberi polesan terakhir nan magis ketika memasuki proses mastering.

Langkah Max Havelaar disadari masih berat dengan kesibukan proyek musik para personel lainnya untuk beberapa band. Sebut saja Asra (Pandai Besi, Monday Math Class, Fever to Tell), David (Float Project, Pandai Besi, Sopana Sokya, Are You Alone), Timur Segara (Float, Sopana Sokya, Most Famous), dan Teddy (Live PA DJ dan produser di M1D1 D4T4).

“Hal ini juga menjadi faktor lambatnya kami merilis album. Tapi kami sudah pada satu titik di saat semua personel akan berkomitmen penuh di band ini,” terang Asra.
Dalam waktu dekat mereka akan menggelar launching album dan showcase. Mereka juga punya rencana untuk melakukan pameran terhadap sembilan artwork yang menjadi bagian penting dalam album. (Fik/M-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya