Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
ADA beragam cara masyarakat dalam merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia yang diperingati pada 17 Agustus. Salah satunya adalah band NASI. Aksi menyanyikan teks proklamasi adalah salah satu proyek NASI mengusung agenda musikalisasi teks kebangsaan. NASI adalah band UKM (Usaha Kecil Menengah) berbadan hukum di bidang seni untuk menggelorakan semangat berbangsa dan bernegara. NASI singkatan dari Nasionalis, Agama dan Sosialis Indonesia.
Band NASI beranggotakan Ivan Garda (Vokal), Sonny Muhammad (Eksekutif Produksi), Brian Mahesa (Produser Recording), Handhika Perdana (Kamera & Editing), dan Eka Abdullah (Digital Media). NASI memiliki Visi untuk memperkokoh perasaan nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Tujuan dibentuknya NASI adalah mengembangkan perasaan nilai-nilai berbangsa dan bernegara secara edukatif, informatif, dan rekreatif.
Baca juga: HUT RI, Momentum Perkuat Karakter Bangsa untuk Hadapi Pandemi
Diungkapkan salah satu perseonelnya, Ivan Garda, NASI berusaha mengembangkan bentuk seni agar nilai-nilai berbangsa dan bernegara memasuki sanubari masyarakat Indonesia pada khususnya dan kemanusiaan dunia pada umumnya. "NASI diawali dengan proyek-proyek lagu yang berusaha menghayati narasi berbangsa dan bernegara diantaranya melalui teks-teks Proklamasi, Pancasila, Sumpah Pemuda, Pembukaan UUD 45 dan UUD 45. NASI membuka diri pada narasi-narasi teks yang diharapkan dapat memajukan perasaan berbangsa dan bernegara."
Konsep lagu yang mengambil syair dari teks Proklamasi, Pancasila, Sumpah Pemuda dan Pembukaan 1945, kata dia sudah dimulai kira-kira 10 tahun yang lalu. Namun konsep dan materi lagu yang ditawarkan oleh Ivan Garda pada beberapa musisi dan artis profesional tidak mendapatkan tanggapan yang positif.
"Sampai kemudian pada sekitar April lalu di awal-awal berkecamuk covid 19, setelah sebelumnya berdiskusi dengan Sonny Muhammad disepakati untuk mewujudkan konsep lagu ini, sekaligus mengisi kekosongan aktivitas pribadi selama masa PSBB yang diterapkan pemerintah," ujarnya
Menurut Sonny, pada awalnya Ivan Garda tidak mau menyanyikan lagu-lagunya karena merasa tidak bisa bernyanyi dan memang bukan seorang penyanyi. Tapi Sonny Muhammad terus mendorong, sampai kemudian dia berargumen,
”Bahwa lagu-lagu kita memang dibuat juga untuk orang-orang yang tidak bisa nyanyi, jadi lagu kita bukan lagunya penyanyi bukan lagunya artis, bukan lagu-lagu yang diperuntukkan bagi orang yang bernyanyi dengan teknik tinggi. Lagu kita dibuat untuk merasakan perasaan berbangsa dan bernegara kita. Lagu-lagu yang harusnya memudahkan anak-anak kita dan kita semua untuk menghapal, mengingat dan merasakan teks-teks berbangsa dan bernegara. Karena teks-teks itu sangat penting untuk terbentuknya Bangsa dan Negara Indonesia,” papar Sonny.
Berturut-turut kemudian dalam prosesnya terlibat musisi Dinar Hidayat yang kemudian musiknya dilanjutkan oleh Brian Mahesa yang menjadi produser recording sekaligus pelatih vocal Ivan Garda, selanjutnya terlibat Handhika Perdana sebagai kameramen dan editor video disusul kemudian Eka Abdullah sebagai digital media spesialis. Kerjasama ini kemudian dibentuk dalam formasi Band Video Digital, tidak seperti biasanya band yang melulu terdiri dari musisi saja.
Pikiran ini dilandasi bahwa signifikasi peran masing-masing dalam mewujudkan konsep bermusik yang dipercayai harus diperjuangkan. Jadi anggota Band NASI bukan didasarkan pada melulu skill bermusik tapi pada peran, keyakinan dan kemauan berjuang.
"Lagu ini dibuat agar kita senantiasa mengingat dan merasakan teks agung bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebuah susunan kata dan kalimat penegas yang menjadi pembeda dari situasi terjajah dan takluk pada bangsa asing menjadi bangsa yang merdeka dengan upaya terus-menerus untuk tidak takluk pada bangsa asing," cetus Ivan.
“Proklamasi menggunakan kata dengan cermat sekaligus rima yang baik. Kalimat yang kalau kata-katanya ditambah tidak akan menyebabkan kalimat ini menjadi lebih baik dan kalau dikurangi satu kata saja maka terasa ada yang tidak tepat. Bahasanya sederhana tapi tegas dan terhormat. Proklamasi Indonesia kalimatnya juga tidak menyalahkan bangsa atau kelompok atau individu lain. Padahal keadaan Indonesia saat diproklamasikan sangat memprihatinkan dan berada dalam ancaman besar bangsa dan kelompok lain. Proklamasi pun berhasil disuarakan dengan agung oleh Soekarno dengan suara yang berkharisma dengan getaran yang berasal dari perjalanan panjang beliau bersama para pendiri bangsa seperjuangan lainnya untuk mendirikan bangsa dan negara Republik Indonesia," ujar Ivan. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved