Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Nadine Chandrawinata Berbisnis untuk Keseimbangan Hidup

Atalya Puspa
28/6/2019 01:00
Nadine Chandrawinata Berbisnis untuk Keseimbangan Hidup
Nadine Chandrawinata(MI/ADAM DWI)

AKTRIS Nadine Chandrawinata, 35, beberapa tahun belakangan ini mulai serius menekuni dunia binsis. Menurutnya, ia terjun ke dunia bisnis untuk mendapatkan hidup yang seimbang

"Berbisnis untuk hidup seimbang. Kalau kita banyak maunya, kita harus tahu cara tutup kemauan kita yang banyak itu," kata Puteri Indonesia 2005 di Jakarta, Rabu (26/6).

Pemeran film Realita Cinta dan Rock N Roll itu mengaku saat menekuni dunia bisnis itu mendapatkan banyak pengaruh positif. "Dengan adanya bisnis, kita buka network banyak dan menambah kreativitas dari nothing jadi something," tuturnya.

Kini perempuan yang mewakili Indonesia di ajang Miss Universe 2006 itu tengah fokus untuk terus mengembangkan bisnisnya di dunia pariwisata dan fesyen. Sejalan dengan hobi travelling-nya, sejak 2012 istri aktor Dimas Anggara tersebut membangun sebuah resort di Raja Ampat yang diberi nama Raja Ampat Dive Resort.

Selain itu, Nadine bersama suaminya juga memiliki satu brand fashion bernama Nadi.

Ia mengungkapkan, untuk menekuni dunia bisnis, yang paling penting yakni memiliki kemauan yang kuat dan fokus pada hal yang digemari. "Kita harus tahu mau kita apa. Kalau kita mau A, saat kita ada di titik terendah kita tidak akan menyerah dan bisa kejar impian kita," jelasnya.

Pengalamannya di dunia bisnis pun ia bagikan kepada ratusan generasi milenial dalam diskusi Kebijakan Makroprudensial yang digelar Bank Indonesia. Ia mengungkapkan, dalam membangun bisnisnya ia pernah berada dalam fase krisis. Binsis resort-nya, Raja Ampat Dive Resort, pernah sepi pengunjung pada dua tahun pertama sejak dibuka.

"Saya pernah mengalami itu (krisis). Di resort waktu itu lagi low season. Atau tepatnya dua tahun awal saya buka resort itu," tuturnya.

Proses pembelajaran
Masa krisis, lanjutnya, memang hal yang pasti akan dilalui semua pelaku bisnis. Meski demikian, ia menjadikan fase krisis yang pernah dialaminya merupakan sebuah proses pembelajaran untuk lebih detail dalam melakukan penghitungan bisnis.

"Kita harus susun strategi. Ingat target kita seperti apa? Dalam kasus resort saya, saya lebih melakukan promosi sesuai sasaran," jelasnya.

Kepada generasi milenial ia juga memberikan tips agar berani melangkah dengan membuka bisnis sendiri. Untuk memulai terjun ke dunia bisnis, kata Nadine, keberanian untuk bertukar pendapat sangat diperlukan.

"Keluar dan bicara dengan orang-orang yang bepengalaman. Mereka tentu akan berbagi tentang strategi bisnis yang mereka tekuni," ujarnya.

Perempuan kelahiran 8 Mei 1984 di Hannover, Jerman, tersebut selama ini juga dikenal sebagai pegiat lingkungan. Oleh karena itu, ketika Indonesia tercatat sebagai salah satu penyumbang utama limbah plastik di laut, ia sedih dan prihatin.

Keprihatinannya telah ia rasakan sejak lama, sehingga ia pun mengajak publik dunia untuk menolak penggunaan plastik secara serius. Nadine pernah menyebutkan, diperkirakan 1,29 juta metrik ton plastik masuk ke lautan dari Indonesia setiap tahun. (H-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya