Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DI mata Olivia Zalianty, 37, pemilihan umum yang jatuh pada Rabu, 17 April 2019, teramat penting bagi masa depan bangsa. Bukan hanya soal menentukan pemimpin dan wakil rakyat selama lima tahun mendatang, pemilu kali ini juga menjadi ujian berat bagi keutuhan dan persaudaraan sesama anak bangsa.
"Di zaman media sosial sekarang perbedaan politik terlihat sekali. Saya sangat menyayangkannya," tutur adik aktris Marcella Zalianty itu saat ditemui Media Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, keretakan persaudaraan antarwarga bahkan keluarga terlihat pekat dalam pemilu tahun ini. Di media sosial dan grup layanan percakapan singkat terjadi saling caci-mencaci, perundungan, dan menjelek-jelekkan antarpendukung calon presiden dan parpol.
Ia mengakui, atmosfer negatif itu bahkan juga dialami di lingkungan keluarga besarnya. "Whatsapp grup keluarga juga ada hal-hal seperti itu yang menganggap pilihan orang lain yang berbeda dinilai pasti salah. Lalu di-bully," ungkapnya.
Meski begitu, perempuan kelahiran Jakarta, 18 Oktober 1981, itu mengaku masih menyimpan rasa optimistis. Ia menilai masyarakat Indonesia makin dewasa dan punya kedewasaan dalam berpolitik. Hal yang membuatnya yakin ialah akar budaya Indonesia yang memiliki fondasi toleransi dan menerima perbedaan.
"Mestinya legawa. Kita berbeda-beda pilihan wajar, tapi juga harus menerima perbedaan itu. Apakah perbedaan pilihan itu harus sampai mempertaruhkan persaudaraan kita? Manusia Indonesia pada dasarnya memiliki toleransi dan akseptasi," imbuh perempuan yang juga bergiat dalam organisasi Mufakat Budaya Indonesia itu.
Sembunyikan pilihan
Ketika ditanyai mengenai pilihannya, Oliv sengaja enggan mengungkapkannya. Padahal, banyak tokoh publik dan seniman lain yang terbuka mendukung calon tertentu, bahkan bergabung ke partai.
"Saya memang tidak pernah menyatakan dukungan kepada calon tertentu untuk menghindari karena banyak perundungan dan itu menurut saya malah memperkeruh suasana. Tapi saya menghormati pilihan rekan-rekan lain yang menyatakan dukungan," ungkapnya.
Dia pun berharap agar para tokoh publik bisa menjadi pendingin suasana pascapemilu. Para tokoh publik agar bisa lantang untuk mengingatkan masyarakat. "Semoga figur publik bisa jadi pendingin suasana bukan memanaskan suasana," ujar salah satu pemeran dalam serial TV Ada Apa dengan Cinta itu. (H-3)
,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved