Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENYANYI yang juga komedian Ade Jigo, salah satu penyintas dalam bencana tsunami Selat Sunda pada 22 Desember lalu menceritakan detik-detik saat dirinya tersapu gelombang.
Ketika peristiwa itu terjadi, Ade tengah menjadi pengisi acara employee gathering PLN UIT JBB di Tanjung Lesung, Banten, bersama rekan satu grupnya yang tergabung dalam Duo Jigo, Aa Jimmy, dan band Seventeen.
"Saat itu, Jigo lagi tugas nge-MC. Jam 21.05, kami udah present (mempersembahkan) Seventeen. Habis itu saya turun panggung," ucap Ade di kawasan Kemang, Jakarta Selatam, Minggu (6/1).
Ade menuturkan, usai turun panggung, dirinya langsung menuju backstage untuk menemui istri dan anaknya yang kala itu turut serta menemani dirinya bekerja.
Tidak berselang lama, saat band Seventeen melantunkan lagu kedua, dia mengajak serta anaknya untuk menyaksikan penampilan Ifan Seventeen dan kawan-kawan dari sisi samping panggung.
Ketika Ade ingin kembali ke belakang panggung untuk mengajak Aa Jimmy menonton aksi panggung Seventeen, tiba-tiba gelombang tsunami setinggi sekitar dua meter datang menerjangnya.
"Di situ saya tergulung air, banyak benda keras, benda tumpul, korban juga banyak," kenang Ade.
Baca juga: Jenazah Anak Kedua Almarhum Aa Jimmy Dimakamkan di Cianjur
Pria yang namanya melejit ketika masih bergabung bersama grup musik komedi Teamlo itu mengatakan dia dan anaknya terombang ambing dalam gulungan air selama sekitar 5 menit, sebelum akhirnya mereka terjebak dalam sebuah ruangan kecil, yang jaraknya sekitar 50 meter dari area panggung.
Di ruangan tersebut, Ade dan anaknya bergabung bersama beberapa orang yang masih dalam kondisi selamat. Dirinya berusaha terus berada di permukaan dengan berpegangan ke sebuah tali yang melintas di hadapannya.
Dengan memanfaatkan tali itu, Ade dan anaknya dapat terus bertahan di atas permukaan air.
Ade mengatakan dalam situasi tersebut, dirinya tidak mendengar adanya kepanikan. Dia hanya mendengar sekelebat suara-suara doa yang keluar dari mulut orang-orang yang selamat.
Ade juga mengaku mendengar suara dua orang, pria dan perempuan, yang tengah berceramah. Sesaat setelah itu Ade menyaksikan sebuah peristiwa tidak lazim yang dia sebut sebagai mukjizat.
"Tiba-tiba ada pintu terbuka tapi melawan arah air. Pintu itu harusnya terbuka ke arah luar karena terdorong arus kan ya, tapi ini terbuka ke dalam. Di situ orang satu per satu ke luar. Ada bapak-bapak, habis itu saya dan anak saya," ucap Ade yang menambahkan bahwa ruangan kecil tempat dia terjebak merupakan ruangan sebuah restoran.
Peristiwa tersebut masih terus membekas di benak Ade hingga kini. Saat kejadian itu terjadi, dirinya seakan dihadapkan pada dua pilihan yakni menuju kematian atau memilih untuk melanjutkan hidup.
Dalam peristiwa tsunami tersebut, Ade Jigo harus kehilangan sang istri Meyuza, dan rekan satu grupnya, Aa Jimmy. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved