Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PEMAIN teater asal Lampung, Ruth Marini 33, menjadi salah satu pemeran di film Wiro Sableng. Dia terpilih setelah direkomendasikan oleh aktris Happy Salma. Kebetulan, Ruth salah satu pelakon dalam kelompok teater yang dikomandoi Happy Salma.
"Aku pertama dihubungi oleh Lifelike untuk mengikuti casting karena Sinto Gendeng, kan, karakter terakhir yang belum di-lock. Katanya dapat kabar dari Happy Salma karena aku, kan, sebelumnya ikut monolog, kemudian aku dipanggil ikut casting. Casting pertama, kedua, dan ketiga langsung diterima," ujarnya di Green Room Media Indonesia, Senin (20/8).
Ruth yang memerankan perempuan tua sakti yang bernama asli Sinto Weni ini menguasai banyak jurus, seperti pukulan sinar matahari, pukulan angin es, orang gila menggebuk lalat, dan sepasang sinar inti roh itu merasa sangat senang karena ini film pertamanya di layar lebar.
Film itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Ruth. Terlebih dirinya terjun di genre film laga.
Baginya, tantangan yang paling nyata ialah memindahkan media panggung teater ke media film. Di film harus ditangkap kamera yang dekat, bagaimana mengurangi porsi ekspresi, dan lain sebagainya. Namun, di teater harus berlebih karena harus ada jarak panggung, vokal harus kuat, dan blocking-nya harus berbeda.
Walau berperan sebagai pendekar wanita sakti sebenarnya Ruth sama sekali tak punya dasar bela diri.
"Aku enggak ada dasar bela diri, tapi akhirnya digembleng oleh Kang Yayan Ruhian. Itu lebih kurang empat bulan untuk mempelajari koreografi-koreografi silat. Dan aku di film ini sangat terbantu untuk pendalaman karakternya dengan produser Sheila Timothy juga," tambahnya.
Takut ketinggian
Mengenai ekspektasi Ruth mengembalikan Sinto Gendeng kepada skrip yang diriset berdasarkan novelnya. Sinto Gendeng prinsipnya masih sama dengan sebelumnya, dia suka tertawa, melakukan kegilaan dengan muridnya, dan kebiasaannya yang nyeleneh. "Namun, kharisma sebagai guru tetap ditampakkan," ujar Ruth.
Tantangan lain, Ruth juga mengaku bahwa ia takut dengan ketinggian. Namun, tokoh Sinto Gendeng harus melihatkan karakternya yang suka melompat ke pohon. Lama-kelamaan itu pun menjadi terapi untuk Ruth. Ketakutannya jadi berkurang.
"Ketika ditarik satu meter oke, dua meter masih oke, saat ke lima meter, aku enggak sanggup lagi. Dan aku nangis sekuat-kuatnya. Dan aku enggak bisa ‘jaim’ alias jaga image lagi. Karena keseringan, meskipun tetap takut, namun sudah berkurang. Ini jadi terapi juga buat saya". Tambah Ruth.
Ruth mengaku harus menjalani proses make up itu selama dua pekan. Meski tidak setiap hari, butuh waktu 8 jam sebab karakter Sinto, kata Ruth, mempunyai tiga fase perubahan wajah. Dalam jalan cerita, ada kisah Sinto saat berusia 40 tahun, 60 tahun, dan 80 tahun. (Marwiyah/H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved