Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
KORUPSI di Tanah Air bak penyakit yang mengakar dan tak hanya menjangkiti generasi tua, tapi juga mengancam generasi muda. Kekhawatiran itu disuarakan presenter dan aktor Darius Sinathrya. Baginya, generasi muda hendaknya lebih peka dan berani melawan korupsi.
Pria berusia 32 tahun yang kini menjajal pekerjaan baru sebagai produser itu sedang mempersiapkan film tentang antikorupsi. Menurut Darius, korupsi menjadi masalah yang tak habis-habisnya di negeri ini. Setiap orang di Indonesia, katanya, pasti pernah berhadapan dengan situasi yang mengarah kepada perilaku koruptif. Misalnya godaan untuk menyuap polisi saat terkena tilang lalu lintas.
"Pertentangan-pertentangan itu selalu ada dalam kehidupan kita. Orang sering mengambil jalan yang gampangan dan akhirnya mudah berkompromi dengan korupsi," ucapnya saat ditemui di Jakarta, Minggu (15/10).
Menurutnya, generasi muda perlu bersikap tegas dalam menentukan nilai-nilai antikorupsi, membedakan mana yang termasuk perilaku koruptif dan yang tidak. "Akan semakin sulit nantinya buat manusia modern untuk menentukan batasan korupsi," kata produser film Night Bus itu.
Bekerja sama dengan Transparency International Indonesia (TII), Darius menggarap film antikorupsi yang bakal diluncurkan pada 9 Desember yang bertepatan dengan Hari Antikorupsi Sedunia.
Film yang ia produseri itu mengangkat tema seputar perjuangan empat remaja membongkar korupsi di lingkungan sekolah. Dirinya bercerita film tersebut mengangkat kisah nyata di SMAN 3 Solo yang terjadi 9 tahun lalu.
"Kisah nyata kita adaptasi menjadi fiksi. Semangatnya ialah bagaimana generasi muda mempunyai kepekaan tentang hal-hal negatif yang mereka perjuangkan dan suarakan dengan caranya sendiri. Pesannya ialah memang harus diperjuangkan melawan korupsi dan tidak bisa sendirian," tutur Darius.
Dirinya menambahkan, proses syuting mengambil tempat di Yogyakarta. Pilihan lokasi tersebut, menurutnya, bertujuan agar tetap menjaga nuansa kedaerahan dari peristiwa aslinya yang terjadi di Solo. Untuk pemilihan para pemeran, ia mengatakan 95% aktor dan aktris dalam film bakal menggunakan talenta lokal Yogyakarta. Film yang akan disutradarai Emil Heradi itu, sambung Darius, akan dikemas dengan nuansa kekinian yang dekat dengan kehidupan generasi muda.
Didik anak
Keluarga sebagai unit sosial terkecil di masyarakat, bagi Darius, amat penting sebagai tempat pendidikan antikorupsi. Para orangtua seyogianya memiliki perhatian yang besar dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran. Hal itu ia terapkan di lingkungan keluarga.
"Anak saya tiga dan cowok semua. Mereka akan jadi pemimpin minimal untuk dirinya sendirinya dan keluarganya kelak. Saya tekankan ke anak-anak minimal empat hal. Mereka harus jujur, berani, bertanggung jawab, dan hormat kepada siapa pun," tuturnya.
Nilai kejujuran, kata Darius, penting agar anak jauh dari perilaku koruptif dan hal negatif lainnya. Selain itu, keberanian perlu ditanamkan agar anak mampu menyuarakan hal-hal yang dianggap negatif ataupun berani mempertanggungjawabkan kesalahan yang dilakukan.
Melalui empat nilai itu, lanjutnya, anak pada akhirnya akan berpikir berkali-kali dan enggan untuk melakukan tindakan koruptif. "Kalau berperilaku koruptif kan juga sama saja membohongi diri sendiri. Tidak jujur sama diri sendiri kalau berperilaku koruptif," pungkasnya. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved