Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AMIRUL Hajj Lukman Hakim Saifuddin berpesan kepada jemaah haji agar selalu menjaga nama baik dan citra Indonesia selama menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
"Pesan saya terakhir adalah mari menjaga nama baik Indonesia karena jemaah ini juga duta bangsa. Pada diri kita melekat Merah Putih, melekat Garuda, jaga nama baik bangsa," kata Lukman yang juga Menteri Agama setelah meninjau sejumlah pondokan jamaah di Kota Mekkah, Kamis (1/8) waktu setempat.
Ia mengatakan, Arab Saudi berkali-kali menilai jemaah Indonesia adalah jemaah yang tertib, santun, dan sopan.
Oleh karena sudah tersematnya citra baik itu, Lukman berharap jemaah Indonesia menjadikan tertib dan santun sebagai tradisi di Tanah Suci.
Pada kesempatan itu, Lukman meninjau sejumlah pondokan jemaah di wilayah Jarwal dan Misfalah, Mekkah, kemudian berdialog langsung dengan jemaah.
Baca juga: Jemaah Haji Harus Jaga Pola Hidup Sehat
"Saya bersyukur menyaksikan langsung hotel yang ditinggali, dirasakan jemaah cukup nyaman dan layak. Alhamdulillah enak dan cukup. Meskipun bagi yang terbiasa porsi besar, dirasa kurang. Tapi rata-rata cukup. Mari kedepankan rasa syukur. Syukur bisa di Tanah Suci. Karena tidak semua orang ditakdirkan bisa di Tanah Suci," katanya.
Menag juga berpesan kepada jemaah untuk menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebugaran.
Menurut dia, berhaji perlu stamina prima dan haji itu bukan hitungan jam dan hari, melainkan berminggu-minggu.
"Jemaah berada di Saudi, di Armuzna. Fisik perlu dijaga. Saya tidak jemu-jemu mengingatkan agar menjaga keseimbangan. Keseimbangan beribadah dan istirahat yang cukup. Jangan karena semangat, setiap hari umrah terus atau tawaf terus. Tapi sebaliknya jangan karena hotelnya bagus, maka istirahat terus. Semuanya harus seimbang," katanya.
Ia menegaskan, masing-masing orang harus bisa mengukur kemampuan dan kapasitas tubuhnya sendiri.
"Jika merasa lelah dan kantuk, ya sudah istirahat. Jika merasa lapar ya makan," katanya,
Ia menjelaskan akan ada penghentian layanan katering dan bus shalawat mulai 6 Agustus 2019 menjelang puncak musim haji.
"Mulai 6 Agustus 2019, makanan tidak disitribusikan. Lalu lintas padat. Seluruh jamaah mulai 5 Agustus berada di Mekkah. Lalu lintas padat. Tidak semua mobil bisa lalu lalang dengan bebas. Pada 6 Agustus juga tidak ada bus shalawat. Maka jangan kaget. Tapi nanti setelah Armuzna kembali makanan secara normal," katanya.
Setelah meninjau pondokan jamaah, Menag memimpin delegasi Amirul Hajj untuk ke Masjidil Haram kemudian menunaikan Salat Magrib. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved