Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KASUS fraktur atau patah tulang pada jemaah haji menjadi kasus penyakit kedua terbanyak yang ditangani Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah.
Faktor usia, kelelahan, dan lingkungan diduga menjadi penyebab utama banyaknya kasus fraktur yang dialami jemaah haji Indonesia.
Berdasarkan data yang dimiliki KKHI Mekah, hingga Minggu (28/7), terdapat 21 jenis kasus fraktur pada jemaah yang telah ditangani.
Jenis fraktur yang terbanyak ialah fraktur colles, berjumlah 15 kasus. Fraktur ini adalah patah tulang pada bagian pergelangan tangan.
Berikutnya yakni fraktur collum femur atau patah tulang paha ada 5 kasus dan 1 kasus lainnya fraktur proximal pada tulang ulna atau tulang hasta lengan bagian bawah.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Harus Menjaga Niat
Direktur KKHI Mekah Ali Setiawan menuturkan penyebab patah tulang utamanya karena terjadi trauma atau cedera akibat benturan. Itu dipicu faktor risiko yang dialami jemaah haji Indonesia antara lain dehidrasi, kelelahan, dan lingkungan. Faktor risiko tersebut juga bisa berlaku pada jenis penyakit lainnya.
“Jadi karena faktor kelemahan tenaga yang udah kecapean lama berdiri, akhirnya terpeleset atau tersenggol sedikit jatuh,” terangnya melalui siaran pers Kementerian Kesehatan, Senin (29/7).
Selain itu, Ali mengatakan faktor usia juga menjadi pemberat kasus fraktur mengingat jemaah haji Indonesia mayoritas berusia lanjut.
Mereka, imbuhnya, umumnya sudah mengalami osteoporosis (pengeroposan tulang) sehingga kandungan kalsium tulangnya kurang dan rentan dengan cedera minor (kecil) saja dapat mengakibatkan terjadinya fraktur.
Menurut data KKIH Mekkah, kebanyakan pasien trauma fraktur diakibatkan karena terjatuh dengan posisi tangan menumpu. Dari 15 kasus, hampir 80% sampai 85% itu fraktur terjadi di tangan kiri.
Direktur KKHI Makkah menyebutkan dari hasil diagnosis tim KKHI, kasus patah tulang bisa terjadi di berbagai lokasi. Kasus yang terjadi antara lain di pondokan/hotel atau bandara, jemaah terpeleset di kamar mandi.
"Kejadiannya karena saat itu jemaah mengalami sakit kepala atau penurunan kesadaran," ungkapnya.
Kasus patah tulang juga terjadi pada jemaah yang akan turun dari bus, ada juga kasus jemaah yang sedang salat di Masjidil Haram tiba-tiba terjatuh.
Kasus-kasus tersebut akibat jemaah kehilangan keseimbangan tubuh. Umumnya lagi-lagi dipicu kelelahan atau kekurangan cairan.
Ali menjelaskan ada beberapa metode dalam penanganan kasus fraktur.
Untuk fraktur colles, tim kesehatan KKHI akan melakukan reposisi fraktur tertutup dan pemasangan gips.
Sedangkan untuk kasus-kasus yang membutuhkan intervensi operasi terbuka, seperti fraktur collum femur, KKHI kan merujuk ke salah satu rumah sakit Arab Saudi untuk dilakukan operasi. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved