Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KERUSAKAN ekologi laut akibat penangkapan ikan menggunakan bahan beracun masih terus terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Salah satunya menggunakan sianida.
Hal tersebut tidak hanya nenurunkan populasi ikan, tetapi juga merusak ekologi terumbu karang.
"Tanpa mereka ketahui, racun tersebut, meskipun sedikit, apabila terus-menerus tercampur ke laut akan memberi dampak buruk bagi ikan dan organisme lain di terumbu karang," ungkap Direktur Program Coral Triangle WWF Indonesia, Wawan Ridwan, di Jakarta, kemarin.
Wawan menerangkan, dibutuhkan solusi jangka pendek hingga panjang untuk mengatasi kerusakan ekosistem laut serta mencegah agar tak makin parah.
"Di sini sangat dibutuhkan komitmen, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat sebagai konsumen makanan laut."
Kerusakan ekologi laut, khususnya terumbu karang, akibat bahan kimia menjadi salah satu masalah utama kelestarian laut Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada 2015 diketahui 45% dari total 2,5 ha terumbu karang di laut Indonesia telah rusak.
Adapun 50% dalam kondisi relatif baik, tetapi tidak sepenuhnya prima, sedangkan hanya sisanya (5%) yang ada dalam kondisi prima.
Sementara itu, Direktur Bina Mutu dan Diversifikasi Mutu Produk
Kelautan KKP, Artati Wdiarti, mengatakan upaya mengatasi praktik penangkapan ikan dengan menggunakan bahan perusak seperti racun dan bom terus dilakukan, di antaranya dengan memantau praktik penangkapan dan laju pertumbuhan ikan di seluruh Indonesia.
"Kita terus lakukan, kami juga melakukan pembekalan kepada nelayan dan masyarakat sebagai konsumen. Karena ikan yang ditangkap dengan tidak baik secara tidak langsung juga membahayakan kesehatan konsumen," ungkapnya.
Ia mengungkapkan pula, salah satu imbauan kepada masyarakat ialah dengan mengenali ciri ikan yang ditangkap atau diolah dengan baik.
"Dengan begitu, bisa memancing nelayan untuk melakukan penangkapan dengan benar dan tidak berdampak buruk pada lingkungan laut," tambahnya.
Korban Kebakaran Mengungsi di Stasiun Manggarai
Kepulan asap masih terlihat di sejumlah titik yang ada di lokasi pembuangan sampah. Untuk itu, petugas di lapangan masih melakukan monitoring siang dan malam.
Untuk sementara, pembuangan sampah dari wilayah Bandung Raya hanya difokuskan di zona 1.
Kebakaran terbanyak terjadi di Kecamatan Bungursari, Indihiang dan Mangkubumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved