Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PRESIDEN Joko Widodo mengajak seluruh pihak tetap optimistis dalam menghadapi perekonomian negara di tengah kondisi global yang tak menentu. Hal itu disampaikan Presiden di hadapan ratusan petinggi BUMN dalam acara pembukaan Executive Leadership Program (ELP) bagi Direksi BUMN di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Kepala Negara mengawali arahannya dengan memaparkan prediksi dari berbagai pihak mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari semua prediksi tersebut, sebagian besar menunjukkan angka pertumbuhan cukup baik dengan kisaran 5%-5.5%.
“Di situ kita ini harusnya ada rasa optimistis. Kemudian pendapatan negara di 2017 kita perkirakan muncul Rp1.750 triliun, belanja negara Rp2.080 triliun. Kalau masih ada yang pesimistis, mau apa lagi? Untuk apa kerja kalau pesimistis? Kerja itu harus optimistis, tapi optimisme yang realistis. Optimisme yang berpijak pada kondisi objektif,” tegasnya.
Presiden melanjutkan optimisme tersebut selayaknya juga dibarengi dengan peningkatan capaian. Investasi, misalnya, ia menginginkan agar BUMN lebih berani dalam menetapkan target. “Saya mendapat laporan tahun 2016 Rp285 triliun, 2017 targetnya Rp450 triliun, 2018 Rp700 triliun. Ini saya ikuti terus, jangan dipikir saya tidak ikuti,” ujar Presiden.
Namun, sambung Kepala Negara, penting bagi BUMN agar tidak berpuas diri atas pencapaian selama ini. Ia mendorong agar seluruh BUMN tidak terjebak pada rutinitas dan zona nyaman. Kemampuan beradaptasi mutlak dimiliki perusahaan pelat merah. Di berbagai belahan dunia mana pun, pemanfaatan perkembangan teknologi informasi merupakan suatu keniscayaan.
Perihal holding, ia meminta agar pembentukannya dilakukan secara cepat dan penuh kehati-hatian. “Kalkulasinya yang matang. Arahnya dan tujuannya baik, tetapi prosesnya harus betul-betul hati-hati.”
Jokowi juga mewanti-wanti agar BUMN selalu menerapkan tata kelola keterbukaan agar tidak terjerat persoalan hukum. Ia mengambil contoh kasus yang kini menjerat salah satu eks petinggi BUMN.
“Saya enggak ngomong di BUMN mana, tapi gambarnya ada,” ujar Presiden sambil menunjukkan gambar pesawat Garuda Indonesia di hadapan para direksi BUMN.
Jokowi berpesan hal serupa hangan sampai terulang, dari level direksi sampai bawahan. Para direksi BUMN pun diminta tidak menyepelekan penegakan hukum. (Pol/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved