Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Peruri Sasar Pendapatan Naik 50%

Fetry Wuryasti
19/1/2017 06:40
Peruri Sasar Pendapatan Naik 50%
(Ist)

SATU-SATUNYA BUMN yang ditugaskan mencetak uang rupiah, Perum Peruri, optimistis pendapatan perusahaan akan tumbuh 50% pada 2017 meski sepanjang 2015-2016 perseroan mengalami penurunan pendapatan.

"Sejak 2012 hingga prognosis 2016, pertumbuhan rata-rata bisnis Peruri per tahun sebesar 22%. Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017, proyeksi pendapatan juga akan naik 50% daripada tahun lalu dari kontribusi cetak uang NKRI dan security document yang lain," ujar Direktur Utama Perum Peruri Prasetio, di pabrik pencetakan uang Peruri di Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/1).

Ia mengakui pendapatan perusahaan sempat turun dari Rp3,02 triliun pada 2015 menjadi Rp2,5 triliun pada 2016.

Perum Peruri mendapat penugasan cetak uang yang lebih sedikit dari Bank Indonesia (BI).

"Kami bekerja sesuai permintaan uang dari BI. Tahun lalu permintaan mereka lebih rendah. Namun, tahun ini kami optimistis pendapatan akan sebesar Rp4 triliun bahkan lebih seiring juga dengan permintaan yang lebih tinggi dari BI," tuturnya.

Menurut Prasetio, tahun ini pihaknya berkomitmen menyelesaikan target dari negara untuk mencetak/memproduksi uang sebesar 12,9 miliar bilyet atau lembaran uang dan 2,5 miliar keping uang koin.

Menurut Prasetio, kapasitas produksi yang mereka mampu normalnya sebesar 8,8 miliar bilyet.

Namun, Peruri yakin dapat mencapai target tersebut dengan penambahan dua mesin line dan waktu produksi.

"Kontribusi pendapatan antara pencetakan uang NKRI dan nonuang NKRI mulai berimbang, yaitu 60% produksi uang dan sisanya nonuang. Mayoritas berasal dari penugasan pemerintah."

Selain dari BI, lanjut Prasetio, Peruri mengerjakan pencetakan paspor untuk imigrasi, meterai oleh pajak, juga mengerjakan buku tanah oleh BPN.

"Kami menargetkan kontribusi dari pendapatan dari nonuang semakin besar, termasuk dari bisnis digital dan pasar internasional."

Pada bisnis pencetakan nonuang, Peruri ingin memperluas bisnis internasional.

Hingga kini perusahaan telah memproduksi sejumlah security document beberapa negara di Asia Tengah, Amerika Selatan, Sri Lanka, Nepal, dan tengah menjajaki Papua Nugini.

Solusi keamanan

Di sisi lain, Perum Peruri mengaku akan mengembangkan solusi keamanan digital guna menghadapi era modern ke depan.

"Untuk bisnis digital, utamanya kami akan kembangkan proyek bisnis seperti track and trace untuk label keamanan produk. Jadi misal obat diberi kode tertentu agar bisa ketahuan asli atau palsu," tambah Prasetio.

Menurut Prasetio, sistem tersebut nantinya bisa diterapkan untuk berbagai produk termasuk bahan pokok.

Sistem itu berguna agar tidak ada barang ilegal atau palsu beredar di masyarakat.

"Jadi untuk mitigasi, kami menjual sistem tersebut yang bisa diterapkan di pita cukai, farmasi, dan produk lainnya," kata dia.

Prasetio menambahkan pihaknya juga akan mengembangkan industri smart card (kartu pintar) lantaran perusahaan tersebut telah memiliki kompetensi untuk mencetak.

"Namun dalam skala besar kita menjajaki tumbuh secara nonorganik." (Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya