Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
LEMBAGA Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) mengalokasikan dana pinjaman atau pembiayaan dengan pola syariah sebesar Rp600 miliar kepada mitra binaan di seluruh Indonesia. Hal itu sejalan dengan rencana LPDB membentuk Direktorat Syariah pada tahun ini.
Pernyataan itu dikemukakan Direktur Utama LPDB, Kemas Danial dalam acara Pengarahan dan Sosialisasi LPDB-KUMKM kepada 172 mitra di KJKS-BMT Alhikmah, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (14/1).
"Manfaatkan kesempatan emas ini dengan baik, apabila ada yang tidak tahu bagaimana cara mengajukan proposal silahkan nanti bertanya kepada kami," kata Kemas di hadapan para peserta.
Berdasarkan data LPDB, penyaluran dana bergulir dengan pola syariah mencapai Rp1,48 triliun atau 18,31% dari total dana bergulir Rp8,08 triliun sampai 31 Desember 2016.
Adapun tahun ini, total dana bergulir yang akan disalurkan sebesar Rp1,5 triliun. Dari jumlah tersebut Rp600 miliar untuk pinjaman syariah, sisanya Rp900 miliar untuk pinjaman konvensional.
"Mudah-mudahan konvensional dengan syariah kita pisahkan, Rp 900 miliar untuk konvensional, kemudian syariah ada Rp 600 miliar. Tapi kalau misalnya syariah laku lebih banyak dan konvensional lambat kita bisa ambil dari konvensional," terang Kemas.
Teknis penyaluran pinjaman dengan pola syariah, LPDB akan bekerja sama dengan Perhimpunan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Indonesia, atau Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS). Kemas juga membuka peluang kepada mitra untuk bisa mengakses dana bergulir langsung kepada LPDB asalnya memenuhi syarat yang ditentukan.
"Syariah itu hanya polanya saja, SDM-nya itu-itu juga. Nah kerja sama dengan BMT ini karena BMT salah satu strategi partner kita di daerah, mereka cukup berkembang. Di daerah BMT itu paling banyak," tandasnya.
Kemas menjanjikan alokasi pinjaman syariah untuk Jepara lebih besar, karena Jepara dikenal sebagai salah satu daerah dengan basis muslim terbesar. Dia berharap dengan bantuan dana stimulus dari pemerintah ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, serta menekan angka pengangguran dan kemiskinan.
"Dengan datangnya kami ke Jepara ada pertumbuhan ekonomi, agar angka pengangguran dan kemiskinan ditekan, dan pertumbuhan ekonomi 5,1% nasional. Diharapkan Jepara bisa di atas 5,1%," ujar Kemas.
Ketua Perhimpunan BMT Indonesia MPD Jepara Yasir Khalid berharap LPDB dapat memberikan prioritas pinjaman kepada KUMKM Jepara, yang menjadi mitra mereka.
"Ini istimewa Pak Kemas datang ke kita, mudah-mudahan kedatangannya berdampak positif. Jepara kita harapkan jadi prioritas karena beliau bersedia datang ke sini,," ungkap Yasir. (RO/X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved