Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

2017, Unilever Investasikan Rp2,1 Triliun

Jessica Sihite
12/1/2017 08:41
2017, Unilever Investasikan Rp2,1 Triliun
(Dok.MI/Himanda Amrullah)

PT Unilever Indonesia Tbk bakal mengucurkan 150 jura euro (Rp2,1 triliun) untuk investasi di Indonesia pada tahun ini. Besaran yang sama dengan nilai investasi tahun lalu itu akan digunakan untuk penambahan kapasitas pabrik Unilever di Indonesia, khususnya untuk produk home and personal care.

”Tahun ini kita alokasikan investasi 150 juta euro, sama dengan tahun lalu. Menurut rencana, ekspansinya pun masih sama dengan penambahan kapasitas pabrik yang sudah ada,” ucap Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi seusai pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, kemarin.

Menurutnya, alokasi dana itu bukan untuk penambahan pabrik baru, melainkan hanya untuk menambah kapasitas sembilan pabrik yang ada di Indonesia saat ini.
Bakshi menilai penambahan kapasitas perlu dilakukan untuk memperluas pasar di seluruh wilayah Indonesia. Dia juga melihat kondisi ekonomi Indonesia cenderung stabil untuk melakukan perluasan investasi.

“Jadi kami sangat optimistis dengan pertumbuhan pasar di Indonesia,” tukasnya.

Di kesempatan yang sama, External Relations Director and Corporate Secretary of Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso menilai fokus penambahan kapasitas pabrik untuk produk home and personal care dilakukan karena saat ini utilisasi pabrik-pabrik produk jenis itu sudah mencapai 80% dari kapasitas.

“Kalau sudah sampai 80%, kapasitas harus diperluas. Karena itu, fokus produk kita di tahun ini untuk home and personal care ketimbang makanan dan minuman,” paparnya.

Di tahun ini pun, sambungnya, Unilever juga berencana melakukan inovasi terhadap 40 merek produk, baik peluncuran merek baru ataupun pengubahan logo dan dan bentuk produk.

Aset tumbuh 110 kali
Produsen produk konsumer yang sudah melantai selama 35 tahun di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini telah mencatatkan pertumbuhan aset perusahaan hingga 110 kali lipat, dari Rp140,4 miliar pada awal 1982 menjadi Rp16,8 triliun pada kuartal III 2016.

“Saat ini saham Unilever menjadi salah satu penopang kinerja perseroan. Dalam tiga bulan terakhir, rata-rata 2 juta saham Unilever diperdagangkan setiap harinya. Dalam kurun waktu 35 tahun, kinerja saham Unilever terus melesat. Pada akhir tahun lalu, kami menduduki peringkat 5 kapitalisasi pasar terbesar dengan nilai Rp296 triliun atau sekitar 5,1% dari total kapitalisasi bursa,” ujar Bakshi.

Menurutnya, sejak 1982, omzet Unilever telah meningkat 229 kali dari Rp159 miliar menjadi Rp36,5 triliun di 2015. Sementara itu, total aset (return on equity/RoE) meningkat dari 34% menjadi 122%. “Jika seorang investor membeli 1.000 lembar saham pada saat IPO seharga Rp3.175 per lembar, saat ini nilai investasinya bernilai hampir Rp5 miliar.”

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan saham Unilever merupakan salah satu saham blue chip yang paling banyak dicari investor. Dia berharap kinerja Unilever bisa terus berkembang sehingga bisa terus menunjang pasar modal Indonesia.

“Unilever ini juga salah satu perusahaan yang transparan. Itu harus dijaga. Kita berharap juga kinerja Unilever bisa terus meningkat dan menunjang pasar modal di Indonesia.” (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya