Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Bank Jatim Bidik Laba Tumbuh Minimal 10%

Fetry Wuryasti
10/1/2017 04:15
Bank Jatim Bidik Laba Tumbuh Minimal 10%
(Ist)

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatatkan performa yang cukup baik sepanjang 2016.

Dalam laporan keuangan tahun buku 2016 yang telah diaudit, Bank Jatim mencetak laba sebelum pajak Rp1,45 triliun atau tumbuh 15,13% (yoy), sedangkan laba bersih tercatat Rp1,03 triliun atau tumbuh 16,25% ketimbang tahun sebelumnya, Rp808 miliar.

Direktur Utama Bank Jatim terpilih R Soeroso mengaku pertumbuhan sudah cukup memuaskan meski tidak cemerlang.

Untuk 2017, perseroan menargetkan laba tumbuh minimal 10%.

"Selama 2016 dana pihak ketiga di sektor tabungan juga menunjukkan pertumbuhan 12,61% (yoy) yaitu sebesar Rp14,36 triliun. Hal tersebut diperkuat dengan CASA rasio sebesar 78,21%," ujarnya dalam pemaparan kinerja 2016 Bank Jatim di Jakarta, Senin (9/1).

Di tengah kondisi perekonomian global yang masih belum stabil pada 2016, perseroan juga mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 4,45% (yoy) menjadi Rp29,67 triliun.

"Loan 2016 lebih banyak berasal dari komersial korporasi, sekitar 30%. Di 2017 ini kami akan kurangi menjadi hanya 20%-25% sebab kemarin kendala proyek dan penundaan pembayaran berefek pada arus kas (cash flow) nasabah yang menyebabkan NPL (kredit bermasalah) cukup tinggi. Di 2017 kami menargetkan NPL maksimal 3%, dan kredit diutamakan kepada komersial dan sektor SME atau UKM," jabar Soeroso.

Di sisi lain, dia akui NPL pada 2016 meningkat, dengan NPL gross sebesar 4,7% dan NPL net 0,65%.

Penyebabnya ialah kredit korporasi terutama di sektor kontraktor yang menangani proyek pemerintah dan BUMN.

Untuk itu, perusahaan akan fokus menggenjot kredit di sektor UMKM demi membuka lapangan pekerjaan di Jawa Timur dan menaikkan pendapatan per kapita penduduk.

"Dengan demikian, ada multiplier effect. Ini menumbuhkan ekonomi kerakyatan. PDRB juga akan bisa dinikmati pemerintah Jawa Timur dan memberikan peluang pemda membangun sarana prasarana di daerah terpencil seperti Malang Selatan, Pacitan, dan Banyuwangi,"

Unit syariah

Lebih jauh, Direktur Agrobisnis dan Usaha Syariah Bank Jatim Tony Sudjiaryanto mengakui meski perlahan, sektor perbankan syariah Bank Jatim terus bertumbuh.

Hal itu tampak pada aset mereka yang mencapai Rp2,1 triliun dari sebelumnya Rp1,6 triliun di 2016.

"Untuk dana pihak ketiga kita sudah Rp1,4 triliun dari sebelumnya Rp1,3 triliun, dengan pembiayaan Rp828 miliar. Kemudian laba kami Rp2,1 miliar,"

Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) 2015 lalu, kata dia, Bank Jatim sudah merencanakan untuk pelepasan (spin off) unit usaha syariah menjadi badan usaha syariah Bank Jatim.

Hingga saat ini, kata Tony, pihaknya sudah mengajukan izin prinsip kepada OJK.

Dia berharap pada semester pertama Bank BPD syariah ini sudah dapat berjalan.

"Pada awal nanti, ini akan menjadi anak perusahaan terlebih dahulu, Buku 1 dari Bank Jatim Rp525 miliar. Secara bertahap provinsi sebagai pemegang saham nanti akan menambah modal untuk mengubah unit usaha menjadi BUMD. Ke depan, bank akan menjadi Buku 2 seperti yang diharapkan OJK,"

Pertumbuhan Bank Jatim Syariah itu ditargetkan sebesar 20% dengan mengandalkan dana dari sektor UMKM dan Laku Pandai Tabunganku.

Mereka menggaet ormas agama seperti NU untuk menjadi agen perbankan Laku Pandai. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya