Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Disasar, Anak Perusahaan BUMN dan Tambang

Fetry Wuryasti
04/1/2017 09:47
Disasar, Anak Perusahaan BUMN dan Tambang
()

INDUSTRI pasar modal Indonesia telah menorehkan kinerja menggembirakan pada 2016. Indeks harga saham gabungan (IHSG) meningkat 15,32% dan ditutup di level 5.296,7 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia serta tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik.

“Hal ini tentu tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak dalam membangun kepercayaan investor dan pelaku pasar modal terhadap funda-men dan prospek ekonomi Indonesia,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dalam sambutan pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, sudah tidak dapat dimungkiri, pasar modal Indonesia tidak hanya telah menjadi alternatif tempat berinvestasi, tetapi juga sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang melengkapi pembiayaan yang selama ini bergantung pada perbankan.

Tercatat, sampai akhir November 2016, kredit meningkat Rp334 triliun (8,46% yoy), sedangkan total nilai penawaran umum tercatat Rp194,74 triliun atau naik 68,94% dari tahun sebelumnya. Angka itu disumbangkan initial public offering (IPO) saham Rp12,07 triliun, rights issue saham Rp68,06 triliun, dan obligasi korporasi Rp114,61 triliun.

Karena itu, semua pihak berkewajiban terus membangun kredibilitas dan pendalam­an pasar modal dengan mendorong IPO yang lebih banyak.

Menurut Muliaman, OJK sedang mendorong dan menyosialisasikan IPO kepada anak perusahaan BUMN. Dia juga mengaku sudah berbicara dengan menteri BUMN dan ada beberapa kandidat yang berpotensi melakukan IPO. Muliaman optimistis target 2017 sebanyak total 25 perusahaan akan masuk bursa, lebih banyak daripada 16 emiten di 2016.

Menteri Keuangan Sri Mul­yani Indrawati mengatakan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia juga memerlukan peran industri pasar modal. “Kami semua paham untuk membangun perekonomian agar memiliki pemerataan yang dapat dinikmati masyarakat butuh investasi di berbagai bidang, Bursa dapat menjembatani itu,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

Perusahaan tambang
Lebih jauh, berbagai pihak ingin pertumbuhan emiten baru lebih banyak di 2017 ini. Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Franciscus Welirang mewakili kepentingan emiten mengutarakan beberapa usul­an, di antaranya mendorong emiten BUMN baru untuk IPO dan perusahaan-perusahaan di sektor tambang.

“Kami lihat ada beberapa perusahaan mining di Indonesia yang merupakan emiten di luar negeri tapi tidak pernah emiten di Indonesia, seperti Newmont, Freeport, mungkin ini satu tantangan ke depan bagi kita semua untuk pertumbuhan emiten ke depan,” ujarnya dalam dialog bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, di BEI, Jakarta, kemarin.

Dalam menanggapi hal itu, Wapres JK mengatakan memang BUMN didorong untuk masuk bursa dengan dua alasan, yaitu untuk mendapat modal jangka panjang yang lebih baik dan transparansi.

“Karena kalau masuk bursa akan lebih transparan sehingga masyarakat juga dapat mengoreksi bila terjadi di BUMN. Dari 150 BUMN, sudah 21 yang IPO.”

JK juga setuju perusahaan pertambangan yang besar untuk menjadi emiten di Indonesia, tidak hanya di luar negeri. “Freeport, kita akan minta menteri ESDM memberi perhatian. Tentu menggunakan aturan-aturan yang sejalan supaya perusahaan tambang yang gali kekayaan alam kita (Indonesia) ikut IPO,” tutur Wapres. (Deo/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya