Headline

Istana minta Polri jaga situasi kondusif.

Bank Mandiri Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5%, Inflasi Terkendali 2,4%

Insi Nantika Jelita
28/8/2025 21:51
Bank Mandiri Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5%, Inflasi Terkendali 2,4%
Head of Macroeconomic & Financial Market Research Department Bank Mandiri Dian Ayu Yustina(MI/Insi Nantika Jelita)

HEAD of Macroeconomic & Financial Market Research Department Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 mencapai 5%. Inflasi diproyeksikan terkendali di kisaran 2,4%. 

"Laju inflasi juga masih akan sehat, berada di kisaran target Bank Indonesia di 2,4%," ujarnya dalam Mandiri Economic Outlook Q3 2025 secara daring, Kamis (28/8).

Menurutnya, perbaikan sentimen global turut memberi dukungan positif. Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya diyakini dapat meredakan ketidakpastian, sehingga perlambatan ekonomi global tidak akan terlalu besar dampaknya bagi Indonesia. Kondisi ini berpotensi memberikan peluang tambahan bagi kinerja ekspor nasional.

Dari sisi fiskal, outlook tahun ekonomi 2025 diperkirakan masih sejalan dengan proyeksi pemerintah. Defisit fiskal diproyeksikan berada di 2,78% terhadap produk domestik bruto (PDB). Ia menyebutkan tantangan yang dihadapi terutama pada sisi penerimaan negara yang sangat dipengaruhi perkembangan ekonomi global dan harga komoditas.

Memasuki 2026, Bank Mandiri menilai program-program prioritas pemerintah akan tetap menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Refocusing APBN diperkirakan semakin diarahkan pada sektor-sektor strategis, dengan tetap menjaga ketahanan fiskal. Defisit fiskal 2026 diperkirakan berada di level sehat, yakni 2,5% terhadap PDB guna mendukung stabilitas pasar. 

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menambahkan inflasi diperkirakan berada pada kisaran 2,3%-2,6% di kuartal III 2025. Pemerintah telah mengantisipasi potensi tekanan inflasi pangan dengan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) sebesar 1,3 juta ton beras untuk periode Juli-Desember 2025. Langkah ini diharapkan mampu menormalkan suplai beras di semester II 2025.

"Namun, risiko kenaikan inflasi hingga 2,6% di kuartal III tetap perlu diwaspadai apabila tekanan harga pangan berlanjut," jelas Andry.

Inflasi Juli 2025 tercatat 2,37% yoy, masih terkendali meski dipengaruhi biaya pendidikan dan harga pangan. 

Dari sisi sektoral, meskipun pertumbuhan ekonomi nasional relatif stabil di level 5,12% secara tahunan (year on year/yoy) pada triwulan II 2025, sejumlah sektor tumbuh jauh lebih tinggi. Konsumsi rumah tangga masih menjadi motor penggerak utama, terutama didorong oleh libur Lebaran dan sekolah. 

Konsumsi masyarakat tumbuh 4,97% yoy, lebih tinggi dari 4,89% pada triwulan I 2025. Faktor lain yang turut mendorong pertumbuhan adalah investasi, yang melonjak 6,99% yoy pada triwulan II 2025.

Sektor transportasi dan pergudangan juga tumbuh 13,5% secara tahunan, jasa lainnya tumbuh 10%, akomodasi serta makanan-minuman tumbuh 9,7% dan informasi dan komunikasi tumbuh 7,7%. Namun, kontribusi sektor-sektor ini terhadap PDB masih relatif kecil dibandingkan sektor besar seperti industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian.

Oleh karena itu, Andry menuturkan pekerjaan rumah utama pemerintah ialah mengakselerasi pertumbuhan sektor-sektor besar yang memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian.

"Misalnya, jika pertumbuhan pertanian dapat ditingkatkan dari 2% menjadi 4%, maka dampaknya akan sangat besar bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional," kata Andry.

Ia menyebut dari sisi moneter, kebijakan Bank Indonesia diperkirakan tetap akomodatif, seiring masih terbukanya ruang pelonggaran apabila stabilitas harga terjaga dan risiko eksternal dapat dimitigasi. Sementara itu, kebijakan fiskal juga perlu lebih akomodatif, dengan percepatan realisasi belanja agar dapat berperan sebagai penopang perekonomian di tengah tingginya ketidakpastian global. (E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya