Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Pusat Statistik (BPS)mencatat total nilai impor sepanjang Januari hingga Juni 2025 mencapai US$115,94 miliar atau meningkat 5,25% dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Nilai impor migas tercatat senilai US$15,86 miliar atau turun 11,91%. Sementara nilai impor nonmigas tercatat senilai US$100,07 miliar atau naik 8,60%.
“Jika dilihat menurut penggunaan, secara kumulatif peningkatan nilai impor terjadi pada bahan baku penolong dan barang modal,” papar Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/8).
Sebagai penyumbang utama peningkatan impor, nilai impor barang modal mencapai US$23,00 miliar atau naik 20,90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan 3,61%.
Impor barang modal yang naik cukup besar adalah mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya atau HS 84. Kemudian mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85), serta kendaraan dan bagiannya atau HS 87.
Dilihat menurut negara dan kawasan tujuan asal impor, peningkatan nilai impor terjadi dengan Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat. Sementara itu, impor dari negara ASEAN dan Uni Eropa mengalami penurunan.
“Sepanjang Januari hingga Juni 2025, tiga besar negara asal impor adalah Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat dengan share sekitar 52,30% dari total impor non-migas Indonesia dalam periode Januari hingga Juni 2025,” ungkap Pudji.
Impor nonmigas dari Tiongkok mencapai US$40,00 miliar. Utamanya terdiri atas mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya.
Mesin dan peralatan mekanis merupakan komoditas dengan penambahan nilai impor tertinggi dari Tiongkok secara c-to-c, yaitu naik US$1,30 miliar.
Selanjutjnya nilai impor nonmigas dari Jepang tercatat sebesar US$7,47 miliar. Utamanya terdiri atas mesin dan peralatan mekanis, kendaraan dan bagiannya, serta besi dan baja.
“Komoditas dengan penambahan nilai impor tertinggi dari Jepang secara c-to-c adalah mesin dan peralatan mekanis, yaitu naik US$205,64 juta,” ujar Pudji.
Kemudian, impor nonmigas dari Amerika Serikat tercatat sebesar US$4,87 miliar. Utamanya terdiri atas mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta biji dan buah mengandung minyak.
“Mesin dan perlengkapan elektrik mencatat penambahan nilai impor tertinggi dari Amerika Serikat secara c-to-c , yaitu naik US$398,28 juta,” pungkasnya. (E-4)
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Januari hingga Juni 2025, neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus sebesar US$19,48 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved