Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pertamina Setop Distribusi Biosolar dari Plumpang

Tesa Oktiana
17/11/2016 07:10
Pertamina Setop Distribusi Biosolar dari Plumpang
(ANTARA/M Agung Rajasa)

PT Pertamina (persero) menyetop penyaluran biosolar dari terminal bahan bakar minyak (BBM) Plumpang, Jakarta Utara, untuk sementara waktu.

Langkah itu seiring ditemukannya kandungan air dalam biosolar di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sebagaimana laporan dari konsumen.

"Kami masih menunggu pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya. Sudah dilakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM dan kepolisian," tutur Vice President Corporate Communications of Pertamina Wianda Pusponegoro di Jakarta, kemarin.

Berdasarkan hasil investigasi awal, diduga pasokan bahan bakar nabati fatty acyd methyl ester (FAME) yang dibawa kapal pemasok tercampur air laut dalam perjalanan.

Pun kandungan air turut ditemukan di tangki dan pipa penerimaan FAME.

Produk biosolar dengan kandungan FAME 20% itu merujuk pada amanat dari Peraturan Menteri ESDM 12/2015 tentang Percepatan Mandatori Biofuel (B-20).

"Kami menjalankan kontrol kualitas di lapangan sesuai prosedur standar operasi (SOP). Namun, kami tidak berpwenang mengecek FAME saat distribusi karena itu domain pemasok."

Untuk sementara waktu Pertamina telah mengganti produk biosolar di SPBU dengan solar murni.

"Terhadap SPBU yang terindikasi menerima pasokan biosolar terkontaminasi, Pertamina sudah melakukan pemeriksaan dan pengurasan tangki pendam, di antaranya SPBU di Cilincing, Cibubur, Depok, dan Tangerang," tuturnya.

Produk biosolar terkontaminasi itu kemudian dibawa kembali ke TBBM Plumpang. Pertamina pun menanggung biaya perbaikan kendaraan konsumen yang sudah terlanjur menyerap biosolar terkontaminasi.

"Total di Jakarta, kami menerima laporan 120 kendaraan yang rusak. Ganti rugi ada yang mencapai Rp10 juta per kendaraan. Sabtu (12/11) kemarin, semua keluhan sudah diselesaikan SPBU dan Pertamina," jelasnya.

Manager Fuel Marketing Operation Region (MOR) III Pertamina Nurhadi menambahkan imbas dihentikannya distribusi biosolar dari Plumpang, Pertamina harus menahan penjualan biosolar 4.040 kiloliter (kl) dengan campuran FAME 808 kl.

"TBBM Plumpang sebenarnya andalan MOR III untuk melayani 819 dari total 1.417 SPBU. Biasanya TBBM Plumpang mendapat pasokan FAME setiap 8-10 hari sekali."


Naik Rp250 per liter

Seiring kenaikan harga minyak dunia, Pertamina menyesuaikan harga bahan bakar khusus (BBK) jenis pertamax dan pertamax plus hingga Rp250 per liter mulai Selasa, (16/11) pukul 00.00 WIB.

"Penetapan harga BBK pertamax, pertamax plus, pertamina dex, dan pertalite merupakan kebijakan korporasi berdasarkan review. Harga pertamax naik bervariasi tergantung wilayah distribusi antara Rp100-Rp250 per liter," ujar Wianda.

Kenaikan harga pertamax Rp100 per liter terjadi di Sumatra Utara dan Bengkulu.

Di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali naik Rp150 per liter. Untuk Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, harga pertamax naik Rp250 per liter.

Untuk pertamax plus, naik Rp50 per liter di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Kemudian untuk Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat naik Rp150 per liter.

"Harga pertamax di Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan sekitarnya naik dari Rp7.350 per liter menjadi Rp7.600 per liter, sedangkan pertamax plus dari Rp8.250 per liter menjadi Rp8.400 per liter," tandas Wianda. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya