Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di kisaran 5% pada 2025, di tengah ketidakpastian global saat berbagai negara mengalami pelemahan. Namun, Indonesia juga tetap harus waspada karena gejala stagnasi sekuler sudah terlihat pada pertumbuhan ekonomi kuartal III 2024 yang hanya mampu tumbuh 4,95% (yoy).
"Mencermati hal tersebut, Apindo memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh di kisaran 4,9% hingga 5,2% (yoy). Prediksi ini dibuat berdasarkan berbagai indikator seperti kondisi lingkungan strategis global yang belum stabil, inflasi global yang belum sepenuhnya terkendali, berlanjutnya penurunan kelas menengah akibat tekanan penaikan PPN pada barang-barang tertentu, potensi lay off akibat penaikan UMP yang tidak diimbangi dengan produktivitas, hingga berakhirnya era boom commodity (windfall) dari komoditas CPO dan batu bara," kata Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani, Kamis (19/12).
Berdasarkan sektoral, Apindo memprediksi pada tahun depan ada lima sektor yang bisa diandalkan jadi kontributor utama pertumbuhan, yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi.
"Apindo berpendapat pertumbuhan sektor yang berhubungan dengan akomodasi makanan-minuman, administrasi pemerintahan, jasa perusahaan, transportasi dan pergudangan, dan jasa lainnya akan mengalami degradasi akibat pemotongan biaya perjalanan dinas pemerintah sebesar 50% yang akan memengaruhi meeting, incentive, conferences, and exhibition event di daerah," tuturnya.
Dunia usaha, sambungnya, juga menyoroti dua sektor lain yang akan tumbuh dengan pesat ke depan yaitu ekonomi digital yang akan sangat dipengaruhi oleh transformasi digital dan ekspansi di e-commerce, serta sektor hijau yang dipengaruhi oleh komitmen terhadap keberlanjutan.
"Apindo juga memperkirakan inflasi domestik masih dapat dijaga di kisaran 2,5% dengan deviasi 1% sesuai yang ditargetkan oleh Bank Indonesia dengan melakukan substitusi komoditas energi dan mengendalikan produksi pangan melalui program ketahanan pangan. Kebijakan devisa hasil ekspor (DHE), Local Currency Transaction (LCT), SRBI, dan SVBI belum dapat menjaga nilai tukar rupiah yang diakibatkan oleh Indonesia adalah negara small open economy, terutama pada produk minyak, pangan, digital services, dan TIK yang perlu menjadi perhatian khusus," terang Shinta. (E-2)
Airlangga Klaim Ekonomi Indonesia jadi Referensi Negara ASEAN
DI tengah ketidakpastian pasar keuangan global, penurunan tarif bea masuk dari Amerika Serikat (AS) memberi ruang napas baru bagi sejumlah negara.
Indonesia dinilai memiliki posisi yang relatif lebih baik dalam menghadapi gelombang tarif baru dari AS.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Per kuartal II 2025 yang lalu, konsumsi swasta dan pemerintah menyumbang 62,53% terhadap PDB, sementara investasi menyumbang 27,83%.
SENIOR Economist DBS Bank Radhika Rao turut buka suara atas pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II yang mencapai 5,12%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved