Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERUSAHAAN manajer investasi terkemuka, PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM) mengajak para investor untuk memanfaatkan peluang dengan berinvestasi pada Reksadana Indeks STAR Infobank15. Produk investasi yang berfokus pada 15 saham perbankan ini dianggap menjadi pilihan strategis di tengah tren penurunan suku bunga acuan yang diprediksi masih akan turun menyusul kebijakan Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed.
"Reksadana Indeks STAR Infobank15 memberikan eksposur pada 15 saham perbankan di Indonesia, sehingga menjadi pilihan bagi investor yang ingin mengambil kesempatan investasi," ujar Equity Portfolio Manager STAR Asset Management Frederick Daniel Tanggela dalam keterangan resmi, Jumat (15/11).
Ia menuturkan dalam kondisi pasar saat ini, investor dapat meraih potensi keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang melalui Reksadana Indeks STAR Infobank15 yang dapat dibeli melalui agen penjual reksadana yang bekerja sama dengan STAR Asset Management di antaranya Bareksa, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Danareksa Sekuritas, CGS Sekuritas, Invesnow, Makmur, Mega Capital Sekuritas, Mirae, SF Sekuritas, Sayakaya, dan Trimegah dengan minimum pembelian Rp100.000 dan pembelian secara langsung melalui STAR Asset Management dengan menghubungi kontak WhatsApp 0878 9996 7857.
Sebagai gambaran portfolio saham yang direkomendasikan, STAR AM memaparkan laporan keuangan kuartal III 2024 dari empat bank besar di Indonesia menunjukkan kinerja keuangan yang solid. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan laba terbesar senilai Rp 45,36 triliun, tumbuh sebesar 2,40% secara tahunan (yoy).
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba senilai Rp 42,70 triliun dengan pertumbuhan tahunan 7,56% (yoy). PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling pesat pertumbuhannya, mencapai 12,80% (yoy) dengan laba sebesar Rp 41,10 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turut mencatatkan laba Rp 16,31 triliun, tumbuh sebesar 3,50% (yoy).
Frederick menyampaikan di tengah tren koreksi pasar saham dalam negeri, fundamental yang kuat dari sektor perbankan ini justru membuka peluang emas bagi investor untuk mendapatkan capital gain atau keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli saham di tahun mendatang.
Sentimen penurunan suku bunga dikatakan berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kredit yang dinilai dapat mendukung kualitas kredit yang lebih baik sehingga memberikan sentimen positif bagi sektor perbankan ke depannya.
"Dengan harga saham yang relatif terkoreksi, ini adalah momentum yang menarik untuk masuk ke pasar," pungkas Frederick. (J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved