Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
VEDA Praxis bekerja sama dengan Pusat Studi Inovasi Digital (Digits) Universitas Padjadjaran (Unpad) meluncurkan hasil riset bertajuk Studi Kesenjangan & Kebutuhan Strategis Implementasi GRC: Analisis Persepsi & Realita Implementasi GRC Lintas Industri.
Riset tersebut mengungkap kondisi terkini implementasi Governance, Risk Management, dan Compliance (GRC) serta tantangan yang dihadapi berbagai industri.
Direktur Digits Unpad Hamzah Ritchi menyampaikan, meskipun kesadaran terhadap GRC semakin meningkat, namun pada kenyataannya masih banyak perusahaan masih bergulat dengan implementasi teknis, khususnya dalam memenuhi regulasi yang terus berkembang.
Baca juga : Menkumham Minta Kadin Bangkitkan Industri Tekstil
“Temuan ini menunjukkan adanya kesenjangan antara persepsi dan realita di lapangan, yang dapat mempengaruhi keberlanjutan operasional serta kepatuhan terhadap standar industri,” terang Hamzah dikutip dari keterangan yang diterima pada Kamis (19/9).
Acara tersebut menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri untuk mengatasi kesenjangan dalam implementasi GRC. Acara itu juga menyoroti dunia pendidikan yang perlu menyesuaikan kurikulum untuk mempersiapkan talenta yang mampu menghadapi tantangan GRC.
Panel diskusi yang dipimpin Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi FEB Unpad, Citra Sukmadilaga, menggarisbawahi perlunya responsivitas pendidikan terhadap kebutuhan GRC yang berkembang, khususnya terkait dengan aspek people and culture.
Sementara itu, CEO & Partner Veda Praxis Syahraki Syahrir berharap data dan informasi dari riset tersebut dapat memberikan masukan yang berharga bagi pelaku industri.
"Kami berharap data dan informasi dari riset kolaborasi ini menjadi masukan berharga bagi pelaku industri untuk menerjemahkan awareness yang sudah kuat menjadi implementasi GRC yang efektif untuk mendukung pertumbuhan industri secara berkelanjutan,” pungkasnya. (J-3)
Dalam kolaborasi ini, Melaney tidak hanya memberikan namanya, tetapi juga terlibat secara langsung dalam setiap tahap pembuatan parfum.
Samuel Wongso merefleksikan semangat inovatif dari Where Next Club ketika ia melanjutkan warisan Wong Hang Tailor, label fashion ikonik yang telah berkiprah di dunia mode Indonesia sejak 1933
Di balik gemerlapnya panggung fesyen, terdapat tantangan-tantangan besar yang dihadapi oleh para desainer. Persaingan tidak sehat membuat desainer sulit untuk meraih keuntungan
Berkat konsistensi dan kecintaan terhadap kuliner, Michelle Ongko dan Olivia berhasil membuktikan bisnis kuliner mereka mampu bertahan di tengah gempuran tren kuliner ‘kekinian’.
Ketiga menu tersebut yakni Fire Chicken, Flying Chicken, dan Richicken.
INDUSTRI perhotelan di Indonesia memiliki sejarah dan perjalanan yang panjang. Di baliknya, terdapat sosok-sosok pemimpin yang menjadi teladan. Salah satunya ialah Christian Jacob.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved